Menyedihkan, Ribuan Orang Dipecat dan Dipaksa Mengambil Cuti yang Tidak Dibayar di Jakarta Imbas Dari Pandemi Virus Corona

Menyedihkan, Ribuan Orang Dipecat dan Dipaksa Mengambil Cuti yang Tidak Dibayar di Jakarta Imbas Dari Pandemi Virus Corona

6 April 2020
Menyedihkan, Ribuan Orang Dipecat dan Dipaksa Mengambil Cuti yang Tidak Dibayar di Jakarta Imbas Dari Pandemi Virus Corona

Menyedihkan, Ribuan Orang Dipecat dan Dipaksa Mengambil Cuti yang Tidak Dibayar di Jakarta Imbas Dari Pandemi Virus Corona

RIAU1.COM - Jumlah pekerja yang diberhentikan dan dipaksa mengambil cuti yang tidak dibayar telah mencapai 162.416 di ibukota karena lebih dari 18.000 perusahaan di kota itu bergulat dengan dampak dari wabah baru coronavirus, kata pemerintah Jakarta.

Data yang dikumpulkan oleh Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Jakarta menunjukkan bahwa pada hari Minggu, total 30.137 pekerja telah diberhentikan oleh 3.348 perusahaan, sementara 132.279 karyawan lainnya telah dipulangkan ke rumah tanpa dibayar.

Sebanyak 18.045 perusahaan di Jakarta telah terkena dampak wabah coronavirus.

"Pemerintah Jakarta sedang mengumpulkan data tentang jumlah pekerja yang telah diberhentikan dan dipaksa untuk mengambil cuti yang tidak dibayar untuk dilaporkan kemudian ke Kantor Menteri Ekonomi Koordinator dan Kementerian Tenaga Kerja," tulis badan tersebut di Instagram resminya. Akun.

Pemerintah Jakarta, melalui agen tersebut, telah mengeluarkan kebijakan untuk mempercepat program kartu pra-kerja untuk menawarkan kursus pelatihan kerja bersubsidi dan insentif bagi pekerja yang terkena PHK dan cuti yang tidak dibayar untuk melindungi ekonomi selama pandemi COVID-19.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal telah meminta pemerintah untuk menyiapkan lebih banyak langkah untuk mengantisipasi lebih banyak PHK.

"Pemerintah perlu memberikan dana kepada pekerja, pengemudi tumpangan berbasis aplikasi, dan usaha kecil. Ini akan meringankan beban perusahaan karena bagian dari pembayaran disubsidi oleh pemerintah," kata Iqbal dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.

Dia juga menyarankan pemerintah memberikan insentif kepada bisnis pariwisata dengan menghentikan bunga pinjaman bank atau mengurangi pajak terkait pariwisata untuk menjaga industri tetap hidup.

Loading...

Said Iqbal juga meminta perusahaan untuk mengurangi biaya produksi dengan memberikan lebih banyak hari libur kepada pekerja dengan kebijakan rotasi untuk memastikan produksi terus berjalan.

"Itu akan mengurangi biaya listrik, biaya katering, dan lainnya untuk perusahaan," katanya, seraya menambahkan bahwa perusahaan harus tetap membayar pekerja secara penuh.

Pada saat penulisan, Andi Yansyah, kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Jakarta, tidak segera tersedia ketika dihubungi untuk dimintai komentar seperti dilansir Riau1.com dari The Jakarta Post.

Pada hari Minggu, coronavirus baru telah membuat 2.273 orang sakit dan menewaskan 198 di seluruh nusantara. Jakarta tetap menjadi yang paling terpukul oleh penyakit menular karena ibukota telah melaporkan hampir setengah dari kasus nasional, atau 1.143 infeksi, dengan 111 kematian.

 

R1/DEVI