Warga Dharmasraya Sumbar Diduga Meninggal Akibat Corona Ada Tracking dari Tembilahan, Ini Kata Jubir Covid-19 Inhil

Warga Dharmasraya Sumbar Diduga Meninggal Akibat Corona Ada Tracking dari Tembilahan, Ini Kata Jubir Covid-19 Inhil

5 April 2020
Ilustrasi

Ilustrasi

RIAU1.COM - Korban yang meninggal dunia atau wafat diduga karena Covid-19 di Nagari Desa Adat Koto Baru Kabupaten Dharmasraya Sumatera Barat (Sumbar) ikut menghebohkan warga Indragiri Hilir khususnya di Tembilahan.

Pasalnya, pernyataan korban sebelum meninggal dunia yang disampaikan Juru Bicara penanganan Covid-19 Dharmasraya, Rahmadian bahwa korban memiliki riwayat perjalanan dari kota Tembilahan, Riau.

Menanggapi hal tersebut, Jubir gugus tugas penanganan covid-19 Kabupaten Inhil, Trio Beni Putra memastikan bahwa hingga hari ini di Kabupaten Indragiri Hilir belum ditemukan adanya satupun kasus terkomfirmasi positif covid-19.

Berdasarkan data pada Sabtu 4 April 2020 pukul 21.00 Wib, diseluruh Inhil terdata sebanyak 3.265 orang dalam kaitan covid-19.

Dari total jumlah itu, 3.260 orang berstatus ODP dimana sebanyak 181 orang diantaranya masih dalam pemantauan, 332 orang selesai 14 hari masa pemantauan dan 2.747 orang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG).

Sementara itu, untuk kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) disampaikannya total berjumlah 5 orang, dimana hasil uji labor terhadap 4 PDP menunjukkan hasil negatif covid-19 dan sudah diperbolehkan pulang.

“Jadi sampai sabtu malam, hanya ada 1 orang PDP yang masih menjalani perawatan di RSUD Puri Husada," ditegaskan Trio Beni.

Menurutnya, pengungkapan riwayat perjalanan pasien oleh Jubir Gugus Tugas penanganan Covid-19 Dharmasraya merupakan tracking contact yang dimaksudkan untuk menelusuri kemungkinan pasien terjangkiti.

“Intinya sampai hari ini korban meninggal itu baru diduga terjangkiti virus corona, belum positif. Dari Tembilahan menuju Sumbar harus melewati beberapa daerah lainnya, jadi tidak mesti terjangkitnya di Kota Tembilahan,” tambah Trio.

Trio menilai, apa yang disampaikan Rahmadian bukan sesuatu hal yang salah tetapi merupakan sikap kehati-hatian untuk memastikan simpul pemutusan sebaran jika nantinya pasien memang benar positif covid-19.

“Patuhi arahan Presiden dalam kaitan menjaga jarak serta selalu mencuci tangan dengan sabun menggunakan air mengalir, dan tetap dirumah, karena yakinlah bahwa tempat yang paling aman adalah rumah kita," tandasnya.