Para Ahli di Dunia Berusaha Memahami Daya Rusak Virus Corona dalam Tubuh Manusia

Para Ahli di Dunia Berusaha Memahami Daya Rusak Virus Corona dalam Tubuh Manusia

31 Mei 2020
Pasien terinfeksi virus corona yang dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Cremona di Italia Utara, 5 Maret 2020. Foto: Reuters.

Pasien terinfeksi virus corona yang dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Cremona di Italia Utara, 5 Maret 2020. Foto: Reuters.

RIAU1.COM -Joshua Denson, seorang dokter, mengungkap pengalamannya pada satu hari memeriksa kondisi 20 pasien di ruang perawatan intensif. Dua orang didapatinya kejang-kejang.

Banyak yang mengalami sesak napas karena gangguan di paru-paru. Ada juga yang fungsi ginjalnya sudah sangat menurun.

Beberapa hari sebelumnya, Denson malah harus berusaha, namun gagal, menyelamatkan seorang pasien perempuan muda yang jantungnya berhenti berdetak. Dari sejumlah pasien tersebut, semuanya berbagi satu kesamaan yang sama.

“Mereka seluruhnya positif Covid-19,” kata dokter paru-paru di Tulane University School of Medicine, Louisiana, Amerika Serikat itu seperti dikutip Tempo.co, Minggu (31/5/2020).

Seiring dengan jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 yang terus bertambah hingga sekitar enam juta orang per artikel ini ditulis, Minggu 31 Mei 2020, dan korbannya yang meninggal sudah lebih dari 300 ribu pasien. Para ahli klinis dan ilmu penyakit di dunia masih terus berusaha memahami daya rusak virus corona dalam tubuh manusia.

Masuk lewat saluran pernapasan, SARS-CoV-2—si virus—ternyata tak melulu berujung di paru-paru, bagian terdalam dari saluran itu.

Beberapa pasien Covid-19 memiliki gejala stroke, kejang, bingung, dan peradangan di otak. Para dokter masih mencoba memahami mana yang langsung disebabkan oleh infeksi virus.

Conjunctivitis, peradangan pada membran di bagian depan bola mata dan bagian dalam kelopak mata, biasa ditemukan pada pasien yang sudah parah.

Beberapa pasien kehilangan kemampuan indera penciumannya. Para ahli menduga kalau virus Covid-19 mungkin menular ke pangkal saraf penciuman dan merusak sel-sel di sana.

Potongan vertikal organ ini menunjukkan sel-sel imun tubuh berkerumun di alveolus atau kantong oksigen yang mengalami peradangan gara-gara infeksi virus Covid-19. Dinding kantong udara hancur, membuat proses pertukaran oksigen ke dalam darah terganggu. Pasien memiliki gejala batuk, demam ,dan sesak napas.

Virus memasuki sel-sel, termasuk yang berada di dinding pembuluh darah, dengan cara mengikat atau menambatkan diri ke protein angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2), reseptor di permukaan sel. Infeksi bisa memicu penggumpalan darah, serangan jantung, dan peradangan pada jantung.

Sebanyak separuh pasien di rumah sakit memiliki kadar enzim yang memberi sinyal adanya gangguan di hati. Sistem imun tubuh yang bereaksi berlebih dan obat-obatan yang digunakan untuk melawan virus mungkin menyebabkan kerusakan itu.

Ginjal rusak juga umum didapati dalam kasus yang bergejala parah dan menyebabkan kematian. Virus corona diduga menyerang langsung organ ini, atau bisa juga gagal ginjal karena tekanan darah yang drop parah.

Virus corona Covid-19 bisa menginfeksi sampai ke bagian ini yang memang kaya protein ACE2 berdasarkan keluhan pasien dan data biops. Lagian, sebanyak 20 persen atau lebih pasien penyakit ini juga memiliki gejala diare.