Diapit Pabrik Dan Pernah Minta Bantuan, Kondisi SDN 006 Di Rohul Ini Rusak Parah

Diapit Pabrik Dan Pernah Minta Bantuan, Kondisi SDN 006 Di Rohul Ini Rusak Parah

2 Oktober 2019
Siswa belajar di SD 006 Kecamatan Kepenuhan, Desa Ulak Patian, Kabupaten Rokan Hulu, Riau (Foto: Istimewa)

Siswa belajar di SD 006 Kecamatan Kepenuhan, Desa Ulak Patian, Kabupaten Rokan Hulu, Riau (Foto: Istimewa)

RIAU1.COM - Kepala Sekolah SDN 006 Kecamatan Kepenuhan, Desa Ulak Patian, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, Andimarianto menyebutkan berbagai cara telah mereka tempuh untuk meremajakan kembali sekolah dasar satu-satunya di desa yang kini dalam kondisi memprihatinkan.

Ini diutarakannya melalui sambungan telepon, Rabu, 2 Oktober 2019. Yang paling terbaru adalah dengan meminta bantuan kepada Pemerintah Provinsi Riau di tahun 2018.

"Kami dulu ada masukkan proposal ke provinsi dan di OK kan. Katanya dapat bantuan untuk dua kelas. Mereka sudah meninjau tapi belum ada juga sampai saat ini," jelasnya.

Selain belum ada realisasi dari pemda, kehadiran Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Sumber Jaya Indahnusa Coy (SJI) juga menurutnya tidak banyak membantu untuk memulihkan kondisi sekolah.

"Perusahaan sawit disini ada. Tapi belum ada kami menerima bantuan apapun," imbuhnya.

'Kondisi ruang belajar kami rusak dan tak layak lagi'. Sikap menyayat hati ini diutarakan langsung oleh kepala sekolah SDN 006 Kecamatan Kepenuhan, Desa Ulak Patian, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, Andimarianto melalui sambungan telepon, Rabu, 2 Oktober 2019.

Padahal sekolah ini merupakan SD satu-satunya yang diperuntukkan bagi 350 Kepala Keluarga (KK). Sisanya telah berdiri Paud, TK dan SMP di desa.

Loading...

Alhasil puluhan siswa dari total 200an murid di SDN ini menuntut ilmu dengan kondisi ala kadarnya.

Seperti harus iklas menerima diterjang banjir akibat luapan Sungai Rokan Kanan, atap yang rusak, jendela hancur, beralaskan tanah dan lebih parah lagi siswa-siswanya duduk dibawah kursi darurat.

"Untuk kursi, siswa kami duduk dengan kursi swadaya saja. Kursinya kami yang bikin sendiri," imbuhnya.

Malangnya, bagian ruang belajar yang dalam kondisi rusak parah dihuni oleh siswa dengan tingkatan 1, 2, 3 dan 4. Untuk 5 dan 6 beruntung menempati ruang belajar yang cukup layak.

Tiap ruangan baik yang rusak parah dan tidak di isi sebanyak 27 sampai 35 orang siswa," kalau ada 40 orang biasanya kami bagi dua. Gak sanggup ngajar sebanyak itu," keluhnya.