Kisruh DPRD Bengkalis, Ketua Demokrat Bengkalis Menjawab

Kisruh DPRD Bengkalis, Ketua Demokrat Bengkalis Menjawab

2 November 2021
 Ketua Demokrat Bengkalis, Nur Azmi Hasyim

Ketua Demokrat Bengkalis, Nur Azmi Hasyim

RIAU1.COM - Kabar saling klaim pokok pikiran anggota dewan di DPRD Bengkalis, Ketua Demokrat Kabupaten Bengkalis Nur Azmi Hasyim angkat bicara. 

"Menanggapi kekisruhan tersebut, saya ingin menyampaikan beberapa hal. Pertama, mengenai saling klaim pokok pikiran, perlu saya tegaskan bahwa saya tidak ingin masuk keranah tersebut, karena itu merupakan hak masing - masing dari anggota dan biarlah mereka yang menyelesaikannya,"ujar Nur Azmi Hasyim.

Emi kembali menjelaskan, sementara soal pemisahan fraksi tersebut, menurutnya hal tersebut lumrah dan biasa terjadi dalam politik, apalagi gabungan fraksi tersebut tidak berasal dari satu partai dan tidak adanya lagi kenyamanan dan kecocokan antar sesama anggota. 

"Saya lebih cenderung mengedepankan masalah waktu pemisahan. Saya mengharapkan hal tersebut dapat dilakukan setelah pembahasan dan pengesahan APBD tahun 2022. Karena, jika dilakukan sekarang, akan mengganggu proses pembahasan dan berdampak terhadap kepentingan masyarakat luas,"ujarnya.

Dia juga mengakui, sudah didiskusikan kepada pimpinan DPRD Bengkalis mengingat pemisahan tersebut idealnya melalui harus beberapa tahapan dan harus diparipurnakan, tidak bisa ujug - ujug berpisah begitu saja.

"Menanggapi pernyataan ketua Nasdem Bengkalis yang menyampaikan pernah menghubungi saya, perlu saya tegaskan, hal tersebut benar. Namun, itu terjadi setelah viralnya video dan pernyataan pemisahan fraksi di media online dan media sosial,"ujarnya lagi.

"Tentu saya kaget, kenapa pemisahan tersebut lebih dulu diungkapkan di media tanpa  melakukan pembicaraan kepada saya. Padahal sebelumnya saya sudah menginstruksikan kepada anggota dewan saya untuk menyelesaikan permasalahan ini secara baik - baik,"sambung dia.

Sementara kabar pemecatan Tenaga Ahli Fraksi, sebut dia tidak ada pemecatan, namun diminta menarik diri karena fungsionaris partai. 

"Perlu saya meluruskan bahwa tidak ada pecat memecat. Yang ada adalah tenaga ahli tersebut diinstruksikan untuk menarik diri mengingat kapasitas beliau sebagai fungsionaris partai Demokrat,"ujar Emi.*