Hasil Penelitian di AS, Perokok Vape Lebih Berisiko Meninggal Dunia Bila Terjangkit Virus Corona

Hasil Penelitian di AS, Perokok Vape Lebih Berisiko Meninggal Dunia Bila Terjangkit Virus Corona

28 Maret 2020
Pria menghisap rokok elektrik. Foto: Dailycaller.com.

Pria menghisap rokok elektrik. Foto: Dailycaller.com.

RIAU1.COM -Virus corona masih menjadi topik hangat di masyarakat sebab penyebarannya yang sangat cepat dan terjadi di berbagai negara. Berbicara tentang faktor risiko, orang-orang dengan imunitas tubuh yang rendah akan rentan mengidap COVID-19 sebab tak mampunya kekebalan tubuh melindungi diri dari mikroorganisme, termasuk virus.

Dilansir dari Tempo.co, Sabtu (28/3/2020), vape atau rokok elektrik berhubungan langsung dengan melemahnya sistem imun seseorang. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh juru bicara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Amerika Serikat, Michael Felberbaum.

“Rokok elektrik atau vape tembakau mengandung nikotin. Ini dapat merusak sel pada paru-paru yang pada hakikatnya mempengaruhi sistem imunitas tubuh serta fungsi kekebalan di paru-paru,” katanya.

Sedangkan penelitian yang dipublikasikan pada Chinese Medical Journal juga membuktikan komplikasi dari pasien COVID-19 yang gemar mengisap vape. Melibatkan 78 pasien positif corona, ditemukan bahwa mereka yang memiliki riwayat merokok konvensional dan elektrik 14 kali lebih mungkin mengembangkan virus menjadi penyakit pneumonia.

Selain itu, sebuah penelitian lain dari Universitas California di San Francisco juga telah membuktikan bahwa pasien COVID-19 yang menggunakan vape lebih berisiko meninggal dunia. Ini pula yang membuktikan mengapa lebih banyak pria tewas daripada wanita karena virus corona di Cina.