
Ilustrasi (Foto: Istimewa/internet)
RIAU1.COM - Selama sebulan penuh tanpa henti, 400 orang menari wilayah Strasborg, Prancis tahun 1518.
Akibatnya dapat ditebak, menari massal yang dianggap sebagai wabah saat itu menelan korban jiwa dinukil dari nationalgeographic.grid.id, Sabtu, 25 April 2020.
Beberapa dari mereka meninggal ditempat akibat kelelahan, serangan jantung, dan stroke.
Para peneliti menyebutkan ada dua teori dari wabah ini. Salah satunya akibat masyarakat saat itu terlalu mempercayai bahwa menari dapat dijadikan sebagi obat.
Obat untuk menghilangkan stress karena saat itu penduduk tengah mengalami kesulitan, seperti kemiskinan, kelaparan, dan penyakit. Teori lain mengatakan bahwa mereka tidak sengaja memakan ergot, sejenis jamur yang tumbuh dan hidup sebagai parasit pada rye dan sereal.
Ergot dianggap menghasilkan alkaloid yang bersifat psikotropika dan dapat menyebabkan halusinasi, perilaku aneh, dan efek neurologis lainnya dianggap sebagai penyebab histeria.
Kisah ini dimulai pada musim panas ketika seorang wanita bernama Frau Troffea turun ke jalan dan menari tanpa henti selama empat hingga enam hari.
Troffea menari tanpa diiringi musik dan tidak ada ekspresi pada wajahnya. Beberapa hari kemudian, orang-orang mulai mengikuti Troffea dan menari.