Pengenalan Penerbit Warkah Balai Adat LAMR Meranti
RIAU1.COM - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti menyambut baik kegiatan Pengenalan Penerbit Warkah Balai Adat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Kepulauan Meranti, Sabtu (27/12/2025) malam, di Halaman Gedung LAMR, Jalan Dorak, Selatpanjang.
Bupati Kepulauan Meranti melalui Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Tengku Arifin, dalam sambutannya menyampaikan, kemajuan suatu daerah harus berpijak pada akar budaya.
Oleh karena itu, sinergi antara Pemerintah Daerah dan LAMR wajib terus diperkuat dengan menjadikan nilai-nilai adat dan budaya sebagai landasan jati diri masyarakat Melayu dalam setiap sendi kehidupan dan pembangunan.
“Apresiasi setinggi-tingginya kepada LAMR, para tokoh adat, masyarakat, serta semua pihak yang telah bekerja keras dalam proses pendirian dan pengurusan Warkah Balai Adat ini,” ujarnya.
Ia menambahkan, penerbitan warkah yang dilaksanakan tersebut menjadi tonggak penting dalam upaya melestarikan serta menguatkan kembali peran adat dalam kehidupan bermasyarakat.
“Warkah itu tidak sekadar lembaran kertas, melainkan petuah amanah yang mengandung nilai-nilai luhur, norma, dan hukum adat yang telah turun-temurun kita junjung tinggi. Ia menjadi suluh dan panduan, khususnya bagi generasi muda, dalam menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri sebagai masyarakat Melayu yang beradab dan bermarwah,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Umum LAM Kepulauan Meranti, Afrizal Cik, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah atas dukungan yang diberikan. Ia juga menjelaskan secara singkat latar belakang terlaksananya kegiatan penerbitan Warkah Balai Adat tersebut.
Menurutnya, penerbitan warkah memiliki sejarah panjang, yakni sejak masa Kerajaan Riau Lingga melalui percetakan matba’ah. Konsep tersebut diharapkan dapat menjadi muatan lokal di sekolah-sekolah agar pelajar di Kepulauan Meranti cakap dalam menulis dan mampu menghasilkan karya buku yang berkualitas.
“Ke depan, buku-buku tersebut cukup dicetak di LAM Riau, khususnya di LAM Kepulauan Meranti, dan akan digagas dengan baik,” ujar Afrizal Cik.
Ia juga menyampaikan bahwa LAM Kepulauan Meranti kini telah memiliki penerbit Warkah Adat sendiri sebagai wadah penerbitan karya tulis dan buku-buku bernuansa adat dan budaya Melayu.
“Kita sebagai orang Melayu tentu akrab dengan pantun dan tradisi tulis-menulis. Dalam konsep ini, warkah diartikan sebagai buku, dengan konsepsi Warkah Balai Adat. Semua ini tidak terlepas dari dukungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti,” tambahnya.*