Mengenal Andi Sultan Daeng Radja, Pahlawan Dari Sulawesi Yang Benci Kompeni Belanda

Mengenal Andi Sultan Daeng Radja, Pahlawan Dari Sulawesi Yang Benci Kompeni Belanda

23 Agustus 2019
Andi Sultan Daeng Radja (Foto: Istimewa/Internet)

Andi Sultan Daeng Radja (Foto: Istimewa/Internet)

RIAU1.COM - Sultan Daeng Radja yang lahir 20 Mei 1894, di Saoraja Matekko Gantarang, wilayah Kabupaten Bulukumba anak dari pasangan Passari Petta Tanra Karaeng Gantarang dan Andi Ninong ini begitu benci dengan penjajahan Belanda.


Terutama saat menjadi siswa di opielding School Voor Indiandsche Ambtenar (OSVIA), Makassar. Impiannya untuk menentang kehadiran Pemerintah Kolonial Belanda di Sulawesi Selatan saat itu begitu menggebu-gebu.

Dikutip dari pahlawancenter.com, Jumat, 23 Agustus 2019, setelah masuk dalam organisasi Kepanduan Bangsa Indonesia (K.B.I) di Sulawesi, semangatnya bertambah untuk menentang Kolonial Belanda. Berbagai cara dilakukannnya agar Belanda angkat kaki dari Indonesia.

Pada akhir Agustus 1945 dia mendirikan wadah dalam upaya menyamakan serta membela negara PPNI (Persatuan Pergerakan Nasional Indonesia) dan pada bulan November 1945 dirubah menjadi Barisan Merah Putih.

Loading...

Namun sayang karena kebenciannya tercium, pada Desember 1945 sampai dengan 8 Januari 1950 dia ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Menado.

Sekembalinya Andi Sultan Daeng Radja dari tempat pengasingan, dia diberikan tanggung jawab dan jabatan penting lainnya oleh Pemerintah Indonesia hingga kesempatan untuk beristirahat tidak diperoleh dan akhirnya wafat. Atas jasa-jasanya, pemerintah RI menganugerahi Gelar Pahalawan Nasional 3 November 2006.