Kapal Cina Masuk Perairan Natuna, Ini Cuitan Susi Pudjiastuti

Kapal Cina Masuk Perairan Natuna, Ini Cuitan Susi Pudjiastuti

4 Januari 2020
Susi Pudjiastuti

Susi Pudjiastuti

RIAU1.COM - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019, Susi Pudjiastuti angkat bicara terkait polemik perairan Indonesia di sekitar Pulau Natuna yang baru-baru ini diklaim sepihak oleh Cina.

Susi tidak setuju dengan solusi damai yang dilontarkan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto karena ingin menjaga persahabatan antar kedua negara.

Susi juga menyoroti pernyataan Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta persoalan kapal Cina masuk perairan Indonesia tidak dibesar-besarkan, karena khawatir mengganggu hubungan dengan Cina, terutama soal investasi.

"Persahabatan antar negara Tidak boleh melindungi pelaku Pencurian Ikan & Penegakan hukum atas pelaku Ilegal Unreported Unregulated Fishing," kata Susi melalui akun twitter pribadinya, dilansir Tempo.co, Sabtu 4 Januari 2020.

Susi menuturkan, perlu dibedakan antara pencurian ikan dan persahabatan antar negara. "Tiongkok tidak mungkin dan tidak boleh melindungi Pelaku IUUF. Karena IUUF adalah crime/ kejahatan lintas negara," tegasnya melalui akun @susipudjiastuti.

Susi mengungkapkan, pencuri ikan harus diperlakukan dengan tegas. "Ini berbeda dengan menjaga persahabatan atau iklim investasi," tukasnya.

Seperti yang diketahui, kapal-kapal Cina masuk tanpa izin ke perairan Indonesia pada Kamis 2 Januari 2020. Saat itu, KRI Tjiptadi-381 dan KRI lainnya miliki Komando Armada I TNI Angkatan Laut langsung menghalau mereka keluar teritori Indonesia.

Setelah itu, Indonesia pun langsung melayangkan protes ke Cina. Sehari kemudian, Jumat 3 Januari 2020, Jubir Kemenlu Cina, Geng Shuang menyatakan perairan di sekitar Kepulauan Nansha (Spratly Islands) termasuk Laut Natuna Utara sebagai wilayah tradisional penangkapan ikan mereka.