Warga Rumbai Pingsan di Kamar Mandi, RS Ibnu Sina Pekanbaru Nyatakan Pasien Gagal Ginjal dan Terindikasi Corona

7 Oktober 2020
Wawan saat menjelaskan kondisi ibunya saat dirawat di RS Ibnu Sina di Podcast Riau24, Selasa (6/10/2020). Foto: Riau1.

Wawan saat menjelaskan kondisi ibunya saat dirawat di RS Ibnu Sina di Podcast Riau24, Selasa (6/10/2020). Foto: Riau1.

RIAU1.COM -Seorang warga Kelurahan Umbansari, Kecamatan Rumbai, pingsan di kamar mandi akibat sakit di kala usia senja. Namun, si pasien malah dinyatakan terindikasi corona akibat temuan cairan di saluran pernafasannya.

Wawan, salah seorang anak pasien, menceritakan kronologi kondisi ibunya dalam Podcast Riau24, Selasa (7/10/2020) malam. 

"Pada 21 September, kondisi kesehatan orang tua saya sudah menurun. Memang, beliau sakit dan dirawat di rumah selama ini," katanya.

Si ibu berinisial W itu sakit karena usia di umur 66 tahun. W ditemukan pingsan di kamar mandi pukul 11.00 WIB pada 21 September.

Semua saudara diundang ke rumah. Hal ini guna menjelaskan kondisi si ibu. 

Hasil musyawarah keluarga, si ibu dibawa ke Rumah Sakit Ibnu Sina Pekanbaru. Si ibu tiba di rumah sakit pukul 14.00 WIB.

Sebelum menjalani perawatan, kesehatannya diperiksa. Si ibu dinyatakan tidak ada tertular virus corona.

"Kemudian, ibu saya dimasukkan ke ruang perawatan umum, kelas 2 nomor 16. Pada 24 September, ibu saya menjalani pemeriksaan," ungkap Wawan.

Pada 25 September, ibunya menjalani cuci darah. Namun, kondisinya stabil.

Pada 26 September, ibunya dirontgen lagi karena kondisinya menurun. Hasilnya menurut dokter, ada cairan di paru-paru.

"Mereka mengatakan ada indikasi corona. Padahal, si ibu sudah mau dibawa pulang ke rumah. Kami persilakan dibawa ke ruang isolasi pasien Covid-19," cerita Wawan.

Kondisinya stabil saat di ruang isolasi pada 27 September. Saat itu, si ibu menjalani swab test.

Pada 28 September, ibunya kembali menjalani cuci darah pukul 15.00 hingga pukul 20.00. 

"Setelah itu, ibu koma. Itu cuci darah kedua," ungkap Wawan.

Si ibu meninggal dunia sekitar pukul 23.15 WIB pada 28 September. Hasil swab test pertama diterima pada 29 September pukul 09.00 WIB.

"Hasilnya negatif. Kemudian, kami diberitahu akan dilakukan swab test kedua," ucap Wawan. 

Keluarga diberi pilihan agar mayat dapat segera dikuburkan. Keluarga memilih opsi kubur cepat karena jenazah si ibu sudah terlalu lama di RS Ibnu Sina.

"Ibu kami dikuburkan dengan prosedur pasien Covid-19 pada 29 September. Jenazah beliau dikuburkan ke tempat pemakaman khusus korban Covid-19 di Kelurahan Palas, Kecamatan Rumbai. Usai dikuburkan, hasil swab test kedua kami terima yaitu negatif corona," sebut Wawan.