Pulau Semut, Lahan Terkikis Abrasi Sungai Siak Disulap Jadi Wisata Alam di Pekanbaru

Pulau Semut, Lahan Terkikis Abrasi Sungai Siak Disulap Jadi Wisata Alam di Pekanbaru

18 Oktober 2023
Suasana pulau Semut di Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Timur, Kota Pekanbaru, Minggu (8/10/2023) petang. Foto: Surya/Riau1.

Suasana pulau Semut di Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Timur, Kota Pekanbaru, Minggu (8/10/2023) petang. Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Suasana tenang terasa saat memasuki Kawasan Ekowisata Pulau Semut di Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Timur, Kota Pekanbaru, Minggu (8/10/2023), sekitar pukul 17.15 WIB. Cuaca Pekanbaru masih sedikit panas karena kabut asap petang itu. 

Saat memasuki memasuki gerbang, ada tulisan Kawasan Ekowisata Pulau Semut. Jalan dari gerbang masuk sudah disemenisasi, meski hanya beberapa meter. 

Ketika memasuki gerbang, terlihat istal atau kandang kuda di sisi kiri. Kuda-kuda ini berjumlah sekitar lima ekor.

Salah satunya ada kuda poni. Kuda-kuda ini disewakan ke pengunjung untuk ditunggangi Kawasan Ekowisata Pulau Semut

Jalan masuk yang disemenisasi terputus dekat istal kuda itu. Jalan tanah harus dilalui menuju pintu masuk kawasan tempat wisata baru itu. Jalan agak menikung ke kiri hingga menuju gebang masuk Kawasan Ekowisata Pulau Semut

Ada pos penjualan tiket di sebelah kanan gerbang. Pos penjual tiket ini dicat hijau tua. Namun, tak ada penjual tiket yang berjaga.

Perjalanan dilanjutkan ke dalam kawasan wisata yang tak rata. Jalannya sedikit bergelombang. Ada aktivitas penunggang kuda di sisi kiri jalan. 

Di area lapangan, terlihat sejumlah mahasiswa mengenakan almamater warna biru tua sedang berkemas. Rupanya, mereka baru saja menggelar acara kampus di area ini. 

Di sisi lain, sejumlah pohon mulai tumbuh sebatas pinggang. Kawasan ini akan teduh dengan susunan pohon beberapa tahun ke depan. 

Di ujung jalan, ada kawasan yang dipenuhi pepohonan rindang. Ada dua lelaki paruh baya usai menebang sebatang pohon di kawasan itu. Inilah pintu masuk menuju Pulau Semut

Di pintu masuk, ada plang besi bertuliskan Program Ekowisata Pulau Semut. Tulisan di bawahnya, Mitra CSR Binaan PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Sei Siak, Jalan Limbungan Ujung. 

Menuju pulau Semut, ada jembatan dari papan yang kokoh. Di bagian tengah, jembatan ini bercabang dua. Jembatan ke arah kanan merupakan bekas tempat melepas acara Pacu Sampan Tradisional pada 4 Agustus 2023. 

Sedangkan pelantar ke sisi lainnya mengarah ke pulau Semut. Pulau kecil ini sudah ditata sedemikian rupa. 

Di sekeliling pulau ini disekat dengan bebatuan (turap). Pulau Semut ini tidak gersang. 

Pepohonan tumbuh subur di pulau ini. Ada satu pondok dan satu saung untuk tempat bersantai pengunjung.

Kemudian, ada dua bangku dari bahan bambu. Dua bangku bambu ini disusun sejajar dengan jarak beberapa langkah. Karena berada di pinggir sungai Siak, pulau Semut ini dimanfaatkan warga untuk memancing ikan. 

Pulau Semut ini diekspos oleh pihak PT Pertamina Patra Niaga di Hotel Novotel Pekanbaru pada 5 Oktober 2023. Junior Officer II Communication and Relation PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Rendy Saputra dalam acara Media Briefing Anugerah Jurnalistik Pertamina 2023 mengungkapkan, Pertamina Fuel Terminal Siak telah menyalurkan dana tanggung jawab sosial perusahaan/Corporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat sekitar.

"Kami membagi penyaluran dana CSR menjadi dua zona," ujarnya.

Zona pertama, dana CSR disalurkan untuk Program Kampung Pangan Madani, Pertamina SEHATI (Zero Stunting), Program Budidaya Ayam Kampung, Pertamina Peduli (FT) Sei Siak Goes to School, Program Rumah Santan, Kewirausahaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Zona pertama ini berada di sekitar Depot Pertamina Pekanbaru di Jalan Tanjung Datuk, Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan Limapuluh.

Zona kedua, dana CSR digunakan untuk Ekowisata Pulau Semut. Zona kedua ini berada di Kecamatan Rumbai Timur, tepi sungai Siak.

"Sebelum dibentuknya Ekowisata Pulau Semut, kami menganalisa berbagai permasalahan di zona kedua," ucap Rendy.

Permasalahan itu antara lain, belum ada penanganan yang tepat terhadap lahan kritis akibat abrasi. Minimnya tempat wisata dengan konsep alam di Pekanbaru.

Perekonomian masyarakat menengah ke bawah di kawasan itu. Zona dua (Jalan Limbungan) ini juga keterbatasan sarana dan prasarana. Pengetahuan warga tempatan mengenai pengelolaan wisata alam juga masih minim.

"Kami melihat potensi kawasan pinggiran sungai Siak yang bisa dijadikan kawasan wisata. Potensi itu berupa lahan terkikis abrasi yang membentuk pulau kecil," ungkap Rendy.

Ekowisata menjadi produk pariwisata yang diminati pasca pandemi Covid-19. Pertamina juga melihat kesadaran masyarakat dan modal sosial gotong royong terhadap potensi lingkungan sekitar.

Ekowisata Pulau Semut dibentuk mengingat perekonomian terdampak Covid-19 pada 2020. Asesmen siteplan (gambar perencanaan) Ekowisata Pulau Semut mulai dibahas.

Perencana pembangunan kawasan Ekowisata Pulau Semut melibatkan warga lokal. Ada warga lokal yang menonjol atau bisa dibilang pahlawan lokal (local hero) bernama Supardi alias Ipal.

Pekerjaannya buruh tidak tetap. Ia sangat inisiatif dalam perencanaan program. Ide-ide serta masukan dan saran yang bersifat membangun selalu diberikan untuk kemajuan kelompok.

"Beliau juga memiliki sifat terbuka dan menerima saran serta masukan kelompok. Sehingga, melahirkan kepercayaan bagi anggota kelompok pada beliau," kata Rendy lagi. 

Setelah membuat siteplan, Pertamina bergotong royong membuat jembatan penyambung ke pulau Semut. Pada 2021, kelompok pengelola Ekowisata Pulau Semut dibentuk.

Kelompok Ekowisata ada 35 orang. Pada tahun itu, sekitar 350 bibit pohon ketapang ditanam di kawasan Ekowisata Pulau Semut.

"Kami menanamnya di sepanjang kawasan gerbang Selamat Datang," jelas Rendy. 

Sekitar 1.700 bibit buah-buahan seperti markisa, sirsak, nangka, durian, dan manggis juta ditanam di kawasan itu. Sedangkan saung edukasi dibangun di pulau Semut. 

"Kami juga menanam 1.000 bibit mangrove (tanaman bakau) di sekeliling pulau Semut," tutur Rendy. 

Pada 2022, turap dibangun guna mengantisipasi abrasi di sekeliling pulau Semut. Jembatan menuju pulau Semut juga diperbaiki. 

Pada 2023, saluran air bersih, listrik, dan mandi cuci kakus (MCK) dibangun. Tempat sandar sampan juga dibangun di kawasan itu. 

Pertamina kembali menanam bibit mangrove dan memunculkan pedagang UMKM pada tahun itu. Pada 2024, Pertamina melakukan pengelolaan sampah, pengembangan UMKM, dan integrasi wisata. 

"Ekowisata pulau Semut mempunyai potensi yang sangat besar bagi perkembangan wisata di Pekanbaru. Karena, belum ada wisata pulau di tengah-tengah kota. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama dengan berbagai pihak dan komitmen anggota kelompok untuk mejadikan pulau Semut sebagai cikal bakal wisata alam di Pekanbaru," tutur Rendy mengakhiri presentasinya. 

Pada 4 Agustus 2023, Himpunan Mahasiswa Rumbai Bersatu (Himarusa) menggelar acara Pacu Sampan Tradisional di sungai Siak, tepatnya di depan pulau Semut. Ketua Umum (Ketum) Himarusa Septiandi Putra dalam pembukaan acara itu mengatakan, PT Pertamina Patra Niaga sudah lebih dahulu masuk ke pulau Semut dengan dana CSR. Awal mulanya, pulau Semut ini dikelola oleh pada pemuda. PT Pertamina datang dengan memberikan beberapa bantuan.

"Di perairan Pulau Semut ini, kami bisa menggelar Pacu Sampan Tradisional. Acara ini kami persiapkan selama tiga bulan, mulai Mei hingga Juli," ucapnya.

Kegiatan ini dibuat untuk mempromosikan daerah tujuan wisata yang baru. Dulu, orang bertanya-tanya keberadaan pulau Semut ini.

Sekarang, orang-orang sudah tahu lokasi pulau Semut. Lokasi pulau Semut ini di Kelurahan Limbungan.

"Pacu sampan ini kami gelar guna menggerakkan UMKM masyarakat," ujar Septiandi.

Anggota Himarusa ini terdiri dari lintas kampus. Himarusa selalu mengadakan kegiatan-kegiatan di tempat masyarakat. Agar, masyarakat bisa ikut bergabung.

"Acara ini kami untuk memberitahukan kalau Pekanbaru bukan hanya tentang hotel dan mal serta pusat kuliner saja. Banyak bagian pesisir sungai Siak yang bisa dijadikan objek wisata," sebut Septiandi.

Kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Roni Rakhmat mengatakan, pihaknya mendukung event-event pariwisata dalam rangka mengenal daerah tujuan baru wisata. Pulau Semut merupakan salah satu daerah tujuan wisata. Sehingga, Destinasi wisata Pekanbaru akan semakin berkembang dan maju.

"Sudah banyak destinasi wisata yang ditingkatkan (disesuaikan) dengan keadaan terkini. Kita harus memajukan salah satu destinasi pariwisata ini," ucapnya.

Intinya, destinasi wisata itu harus unik dan otentik. Sehingga, tempat wisata ini punya nilai cerita, ciri khas, dan nilai jual. Wisatawan tak hanya ingin melihat tempat wisata.

"Mereka ingin melaksanakan kegiatan di destinasi wisata. Agar, pengunjung terus datang, maka perlu ide-ide kreatif dan inovasi pelaku pariwisata," saran Roni.

Masih di pembukaan acara yang sama, Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun mengatakan, ia juga pertama kali ini mengenal nama pulau Semut. Ia sempat heran ada pulau di Pekanbaru.

"Saya mengapresiasi Himarusa mampu membuat acara Pacu Sampan Tradisional (di perairan pulau Semut). Kegiatan ini mengkolaborasikan antara pariwisata dan olahraga," ujarnya.

Di samping orang lebih mengenal pulau Semut, budaya Pacu Sampan Tradisional juga bisa dikembangkan di Pekanbaru. Karena, Pekanbaru ini minim tempat wisata.

"Saya apresiasi Himarusa bisa membuka destinasi wisata baru. Mereka memunculkan ide di tempat wisata buatan," ucap Muflihun.

Event-event seperti ini harus digalakkan di sepanjang sungai Siak. Pasalnya, hanya sungai Siak yang bisa diandalkan sebagai tempat wisata.

"Saya juga apresiasi munculnya UMKM di pulau Semut. UMKM ini merupakan salah satu program presiden," sebut Muflihun

UMKM membantu perekonomian masyarakat. Para pejabat diharapkan belanja UMKM di pulau Semut ini.

"Jangan hanya melihat. Mereka (pelaku UMKM) juga ingin dagangannya dicicipi kita semua," tutur Muflihun.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pekanbaru Masriyah, Senin (21/8/2023), mengatakan, pulau Semut masih kental dengan suasana alam, yakni pepohonan dan pemandangan sungai Siak. Rencananya, sejumlah wahana akan dibangun untuk menarik minat pengunjung di tempat wisata yang berlokasi di Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Timur.

"Mungkin sekarang hanya pemandangan alam saja. Kami akan memberikan sentuhan modern, seperti wahana permainan, objek jembatan kaca, dan fasilitas lainnya," ujarnya.

Dengan berbagai fasilitas dan wahana yang menarik, jumlah pengunjung di lokasi wisata ini akan semakin meningkat. Selain dengan pengembangan, Disbudpar juga akan menggencarkan promosi. Agar, pulau Semut dikenal masyarakat luas hingga ke mancanegara.

"Kami juga siap mendukung event-event tahunan seperti event Pacu Sampan Tradisional yang telah digelar untuk pertama kalinya di lokasi pulau Semut," ucap Masriyah.