Pupuk Bersubsidi, Nafas Kehidupan Petani Pekanbaru di Tengah Tekanan Biaya Produksi
Seorang petani sedang menyemprotkan pestisida ke tanamannya. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Di bawah terik matahari yang menyinari hamparan lahan pertanian di Kota Pekanbaru, denyut kehidupan para petani terus bergerak seiring harapan akan hasil panen yang lebih baik. Di balik aktivitas bercocok tanam itu, pupuk menjadi salah satu penentu utama keberlanjutan produksi. Karena itulah, keberadaan pupuk bersubsidi menjadi sandaran penting bagi ribuan petani yang tergabung dalam kelompok tani.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Pekanbaru Maisisco, menyebutkan, jumlah petani yang tergabung dalam kelompok tani di Pekanbaru mencapai lebih dari seribu orang. Para petani ini tercatat secara resmi dan berhak memperoleh pupuk bersubsidi yang disiapkan pemerintah pusat. Subsidi pupuk merupakan bentuk nyata kehadiran negara dalam menjaga daya beli petani sekaligus menekan biaya produksi pertanian.
“Pupuk bersubsidi sudah kami cek langsung ke lapangan. Harganya tetap dan berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Jika ada petani atau kelompok tani yang menemukan pupuk bersubsidi dijual di atas HET, silakan melapor ke Distankan. Kami akan menindak tegas oknum yang melanggar,” tegasnya.
Sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, harga pupuk bersubsidi telah ditetapkan secara nasional. Untuk pupuk Phonska, harganya sekitar Rp92.000 per sak. Sedangkan pupuk Urea berkisar Rp90.000 per sak.
Angka ini dinilai sangat membantu petani. Hal ini mengingat harga pupuk nonsubsidi di pasaran dapat mencapai ratusan ribu rupiah per sak.
Bagi petani, selisih harga tersebut bukan sekadar angka. Murahnya pupuk bersubsidi mampu menjaga keberlangsungan usaha tani, terutama bagi petani hortikultura yang menjadi penopang pasokan komoditas pangan di daerah.
Namun, subsidi ini hanya dapat dinikmati oleh petani yang terdaftar dan tergabung dalam kelompok tani. Data penerima pun tercatat secara ketat. Karena, subsidi ini menyangkut penggunaan anggaran negara dan dilaporkan hingga ke tingkat kementerian serta presiden.
“Penyaluran pupuk bersubsidi dilakukan melalui distributor dan kios resmi. Kios wajib menjual sesuai HET, tidak boleh lebih. Jika petani tidak masuk kelompok tani, maka tidak bisa mendapatkan pupuk subsidi,” jelas Maisisco.
Sejalan dengan upaya tersebut, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru juga mengambil langkah strategis dalam rangka menekan inflasi daerah melalui penguatan sektor pertanian. Salah satunya melalui program Pekanbaru Menanam. Program ini menyasar komoditas hortikultura penyumbang inflasi.
Beberapa bulan lalu, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut mengungkapkan, dari hasil evaluasi, petani hortikultura kerap mengalami kendala dalam memperoleh pupuk bersubsidi. Padahal, sektor ini memiliki peran besar dalam menjaga stabilitas harga pangan.
“Sesuai arahan kepala daerah, kami akan segera berkoordinasi dengan distributor pupuk bersubsidi. Kami ingin mengetahui alokasi kuota, mekanisme penyaluran, serta kendala yang terjadi di lapangan,” katanya.
Koordinasi tersebut melibatkan Distankan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag). Hal ini guna memastikan pupuk bersubsidi benar-benar sampai kepada petani yang berhak. Jika petani kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi, biaya produksi akan meningkat dan berpotensi menurunkan motivasi untuk bertani.
“Jika biaya produksi naik, semangat petani bisa terganggu. Ini tentu berdampak pada produktivitas dan pasokan pangan. Karena itu, kami ingin distribusi pupuk bersubsidi berjalan lancar dan tepat sasaran,” ujar Ingot.
Di tengah tantangan inflasi dan dinamika harga pangan, pupuk bersubsidi menjadi salah satu kunci penting menjaga ketahanan sektor pertanian Pekanbaru. Dengan pengawasan yang ketat, koordinasi lintas sektor, serta partisipasi aktif petani dalam kelompok tani, harapan akan pertanian yang berkelanjutan dan perekonomian daerah yang stabil terus dijaga.
Di ladang-ladang Pekanbaru, pupuk bersubsidi bukan sekadar penopang tanaman. Melainkan, pupuk bersubsidi juga penopang harapan para petani.