Kelompok Perawatan Pribadi jadi Penyumbang Inflasi Terbesar di Riau

2 September 2025
Ilustrasi/Net

Ilustrasi/Net

RIAU1.COM - Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk Riau inflasi year on year (y-on-y) pada Agustus 2025 sebesar 3,58 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 109,95.

Inflasi tertinggi terjadi di Tembilahan dengan angka 4,46 persen, sedangkan inflasi terendah tercatat di Kota Pekanbaru sebesar 3,34 persen.

Kepala BPS Riau, Asep Riyadi, mengatakan inflasi tersebut dipicu oleh kenaikan harga pada delapan kelompok pengeluaran utama.

“Kenaikan terbesar berasal dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang naik 9,50 persen, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang meningkat 6,42 persen,” ujar Asep di Pekanbaru, Selasa (2/9/2025).

Selain itu, inflasi juga didorong oleh kenaikan harga pada kelompok pendidikan (4,57 persen), penyediaan makanan dan minuman/restoran (2,91 persen), kesehatan (2,39 persen), pakaian dan alas kaki (2,13 persen), perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,88 persen), serta transportasi (0,68 persen).

Sementara itu, tiga kelompok pengeluaran justru mengalami deflasi, yaitu perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (-0,74 persen), rekreasi, olahraga, dan budaya (-0,31 persen), serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (-0,23 persen).

Berdasarkan perhitungan month to month (m-to-m), Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 0,85 persen, sedangkan secara year to date (y-to-d) hingga Agustus 2025 tercatat inflasi 2,78 persen.

Asep menjelaskan sejumlah komoditas yang dominan memberi andil inflasi y-on-y antara lain bawang merah, emas perhiasan, daging ayam ras, sigaret kretek mesin, minyak goreng, beras, ikan serai, hingga biaya akademi/perguruan tinggi.

“Sedangkan yang menahan inflasi atau memberi andil deflasi di antaranya cabai merah, cabai rawit, kentang, bensin, hingga bawang putih,” tambahnya.

Menurut Asep, data ini menggambarkan pola harga komoditas strategis di Riau yang masih dipengaruhi faktor musiman dan permintaan domestik.

“Dengan inflasi Agustus 2025 sebesar 3,58 persen, kami menilai situasi harga masih terkendali, meskipun ada tekanan dari sejumlah komoditas pangan,”sebut dia.*