Sekolah Suruh Pulang Siswa Kerena Tak Bayar SPP, Kadisdik Siak: Jika Terbukti Kita Cabut Izinnya

Sekolah Suruh Pulang Siswa Kerena Tak Bayar SPP, Kadisdik Siak: Jika Terbukti Kita Cabut Izinnya

3 Desember 2019
Ilustrasi

Ilustrasi

RIAU1.COM - Sejumlah siswa Madrasah Aliyah Al-Muttaqin, Kampung Jatibaru, Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak disuruh pulang ke rumah oleh sekolah lantaran belum membayar SPP dan uang seragam.

Para siswa yang belum membayar SPP dan baju seragam dipanggil satu per satu di depan kelas di hadapan teman-temannya. Mereka lantas disuruh pulang dan tidak diperbolehkan mengambil nomor ujian.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, Lukman menegaskan, akan memberikan sangsi terhadap sekolah yang terbukti memulangkan siswanya.

“Kalau memang terbukti kita akan berikan sanksi, bila perlu kita cabut izinnya,” kata Lukman menjawab wartawan, Senin 2 Desember 2019.

Lukman juga menjelaskan, walaupun sekolah swasta punya aturan tersendiri, namun ia selalu mengingatkan agar aturan tersebut jangan sampai melanggar aturan dinas pendidikan.

“Meski sekolah swasta punya aturan sendiri, mereka wajib mengikuti aturan dari dinas juga. Karena, aturan masalah pendidikan itu, bukan hanya untuk sekolah negeri saja, akan tetapi semua sekolah,” sebutnya.

Lebih lanjut Lukman juga menjelaskan, sekolah swasta juga mendapat kucuran dana rombel dari Disdikbud. Dengan harapan, semua sekolah bisa menjalankan perannya sebagai tempat pendidikan yang layak kepada anak didiknya.

“Meski swasta, mereka juga kita bantu rombelnya dari APBD, makanya mereka tidak boleh semena-mena dalam menetapkan aturan di sekolah tersebut. Dengan harapan, semua sekolah bisa menjalankan perannya sebagai tempat menimba ilmu bagi anak didik. Sehingga, upaya pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa benar-benar dapat terwujud,” pungkasnya.

Pernyataan Kadisdikbud Siak itu, menanggapi adanya sejumlah siswa yang dipulangkan saat proses belajar mengajar berlangsung di salah satu sekolah swasta di Kampung Jatibaru, Kecamatan Bungaraya, hanya karena belum bayar SPP dan uang seragam sekolah.

Sebelum beredar kabar sejumlah siswa Madrasah Aliyah Al-Muttaqin, Kampung Jatibaru, Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak disuruh pulang ke rumah oleh sekolah lantaran belum membayar SPP dan uang seragam.

Para siswa yang belum membayar SPP dan baju seragam dipanggil satu per satu di depan kelas di hadapan teman-temannya. Mereka lantas disuruh pulang dan tidak diperbolehkan mengambil nomor ujian.

Paras sisiwa ini memang berasal dari keluarga kurang mampu. Jangankan untuk membayar SPP dan baju seragam, untuk mencukupi kehidupan sehari-hari saja mereka kesulitan.

Kondisi ini membuat siswa yang disuruh pulang sangat sedih dan malu. Begitu juga dirasakan oleh orangtua para siswa, ketika mendengar cerita yang disampaikan oleh anaknya.

“Kami belum bisa membayar sebagian SPP dan uang baju seragam, sekitar Rp100 ribu. Akibatnya Kami disuruh pulang dan tak boleh mengambil nomor untuk ikut ujian oleh guru di depan kelas. Kami sangat malu sama teman lainnya. Kami langsung pulang tanpa bisa mengambil nomor ujian,” ujar AR, salah seorang siswa kelas 11 IPS, MA Al-Muttaqin, kepada wartawan dengan wajah sedih, Sabtu 30 November 2019.

Selain dirinya juga ada beberapa teman lainnya yaitu berinisial (AP), (AN) dan (NI) yang disuruh pulang, gara-gara belum bayar uang baju seragam.

“Awalnya kemarin Bu guru mengatakan, kami yang belum lunas bayar SPP disuruh mencicil untuk melunasi sampai hari ini. Tapi setelah sebagian dilunasi, kata Bu guru lain lagi. Malah Kami disuruh bayar baju seragam. Karena belum bisa bayar, kami dipanggil satu per satu sama Bu guru di depan kelas. Malah tanpa basa-basi, Kami disuruh pulang,” terangnya.

Salah seorang wali murid Madrasah Aliyah Al-Muttaqin Sumarjan, merasa kecewa dengan sikap guru yang menurutnya tidak punya rasa iba. Dia mengatakan sebaiknya pihak sekolah berembuk terlebih dahulu kepada wali murid untuk mencarikan solusi bukan malah sebaliknya, anak-anak mereka suruh pulang.

“Kami sebagai orang tua tentunya sangat menyayangkan hal ini terjadi. Memang sih, Kami orang tak punya tapi jangan seperti inilah. Lebih baik Kami dicaci maki, daripada anak yang disuruh pulang dari sekolah di depan teman-teman mereka,” ucapnya dengan raut wajah yang menyiratkan kesedihan.