
Rumah korban perampokan di Kota Padang/Kumparan
RIAU1.COM - Pelaku perampokan seorang nenek bernama Guslina (84) di Kota Padang, berhasil diungkap pihak kepolisian.
Saat kejadian, korban dibekap dan dianiaya pelaku. Nenek tersebut mengalami luka lebam di wajah hingga giginya patah.
Dari hasil penyelidikan, pelaku ternyata keponakan korban bernama Syahrial (51). Pelaku bahkan sempat mendampingi pihak kepolisian saat olah TKP.
Kasat Reskrim Polresta Padang, Kompol M Yasin mengatakan, dalam olah TKP itu polisi sudah curiga terhadap pelaku. Sehingga pelaku dibawa untuk diinterogasi.
"Saat di TKP pelaku melayani kami saat olah TKP, menunjukkan detail isi rumah, bahkan ikut bersedih karena keluarganya jadi korban," ujar Yasin dalam keterangannya, Jumat (18/7) yang dimuat Hariansinggalang.
Yasin menyebut, meskipun awalnya selalu berbohong, pelaku akhirnya mengakui perbuatannya setelah diinterogasi selama 13 jam.
"Dalam interogasi itu cukup banyak kejanggalan keterangan pelaku. Kami cecar berbagi pertanyaan hingga akhir pelaku tidak bisa berkilah," ungkapnya.
Dari pengakuan pelaku, kata Yasin, Syahrial melakukan aksi pencurian ini karena terdesak ekonomi. Pelaku beralasan untuk biaya sekolah anaknya.
Namun, kepolisian terus mendalami keterangan pelaku, berikut dengan modusnya. Karena pelaku diketahui juga sebagai pengguna narkoba.
"Jadi pelaku berniat melakukan aksinya sesaat saja, dari pengakuannya. Karena terdesak ekonomi tadi, biaya sekolah anak. Tapi kami terus dalami," imbuhnya.
Yasin menambahkan, hubungan korban dan pelaku cukup dekat. Korban besar di rumah korban, sehingga sudah dianggap sebagai anak. Kemudian setelah menikah, ia pindah rumah.
Kediaman pelaku tak jauh dari rumah korban, hanya berjarak sekitar dua kilometer.
"Pelaku keponakan korban, sudah dianggap anak kandung oleh korban. Pelaku besar bersama korban. Korban kecewa," ucap Yasin.
Syahrial mengaku tak sempat mencuri perhiasan si nenek. Namun korban sendiri menyebut ia kehilangan kalung dan cincin dengan total 12,5 gram yang ditotal sebesar Rp 21 juta, serta uang tunai Rp 160 ribu.
"Kami masih mendalami keterangan pelaku. Si pelaku mengatakan, tidak sempat mengambil barang berharga tersebut. Kami dalami, kami kumpulkan informasi," katanya.
Dari pengakuan Syahrial, saat merampok ia panik hingga tak bisa membuka pintu utama rumah, sehingga lari ke atas plafon dapur.
"Sempat buka paksa pintu depan, tidak bisa. Lari ke dapur, panjat plafon dapur, lalu kabur," tutupnya.*