Gubernur Sumbar Mengaku Namanya Digunakan untuk Penipuan

Gubernur Sumbar Mengaku Namanya Digunakan untuk Penipuan

21 Januari 2023
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah

Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah

RIAU1.COM - Berdasarkan pengakuan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah, namanya telah dicatut untuk penipuan via aplikasi WhatsApp.

Menurut Mahyeldi, penipu menjalankan aksinya dengan modus mengaku diutus Gubernur untuk meninjau masjid, kemudian menjanjikan akan memberikan bantuan untuk pembangunan atau renovasi masjid.

“Saya tidak pernah mengutus orang untuk melakukan peninjauan sekaligus pemberian bantuan pembangunan masjid, apalagi yang namanya H. Rajali SSos, MSp saya tidak kenal, itu penipuan,” jelas Mahyeldi di sela-sela kegiatan kunjungan kerja ke Kota Bukittinggi, Jumat (20/01) seperti dimuat Padangkita.

Lalu Mahyeldi menjelaskan mengetahui adanya kasus penipuan ini setelah dikirimkan bukti tangkapan layar yang berisi cha tpercakapan dari beberapa sahabatnya.

Isi pesan chat tersebut, pelaku penipuan atas nama H. Rajali SSos, MSp mengaku sebagai pelaksana bantuan sosial Provinsi Sumatra Barat yang diutus oleh H. Mahyeldi Ansharullah SP.

Di dalam chat itu, pelaku menyatakan akan melakukan peninjauan masjid pada hari Kamis, pekan depan, sebelum memberikan bantuan untuk pembangunan masjid.

“Saya lihat percakapannya, dia menyampaikan bahwa akan berkunjung Kamis depan ke masjid yang dijanjikan akan diberi bantuan. Saya sampaikan ini bukan saya yang utus dan minta Kepala Biro Adpim Maifrizon untuk segera membuat konfirmasi di berbagai media, sebelum ada korban,” terang Gubernur Mahyeldi.

Namun Mahyeldi menuturkan pihaknya belum mengambil sikap untuk melaporkan hal ini ke pihak kepolisian dengan alasan belum ada pihak yang dirugikan secara materi. Sebab, dari isi pesan chat yang diterima semua masih dalam tahap ajakan bertemu.

“Jika nantinya kita menerima laporan ada kerugian materi, maka opsi untuk melaporkan kepada kepolisian akan kita pertimbangkan,” sebut Mahyeldi.

Lebih jauh ia menyebutkan, bantuan untuk pembangunan mesjid bisa saja diberikan. Akan tetapi ada mekanisme yang harus dilalui dan pastinya bukan dirinyalah yang mengurus secara langsung.

“Andaipun memang ada bantuan, tidak mungkin saya akan menugaskan orang di luar struktur pemerintahan, karena itu resmi,” jelas dia.