Bupati Kasmarni Resmikan Negatif Pressure Room RSUD Bengkalis

Bupati Kasmarni Resmikan Negatif Pressure Room RSUD Bengkalis

14 April 2021
Bupati Kasmarni Resmikan Negatif Pressure Room RSUD Bengkalis/hari

Bupati Kasmarni Resmikan Negatif Pressure Room RSUD Bengkalis/hari

RIAU1.COM -Bupati Bengkalis Kasmarni didampingi Wabup Bagus Santoso melakukan peresmian ruangan isolasi tekanan negatif RSUD Bengkalis, Jalan Kelapapati Tengah, Selasa 13 April 2021 kemarin.

Bupati Bengkalis Kasmarni mengatakan bahwa, pemerintah Bengkalis memberikan apresiasi yang tinggi serta dukungan atas dibangunnya ruang tekanan negatif (Negatif Pressure Room) dan poliklinik tumbuh kembang anak rumah sakit umum daerah Kabupaten Bengkalis. 

"Ini membuktikan adanya keseriusan pejabat dan pengelola RSUD untuk melakukan pengembangan jenis layanan dengan dimunculkannya layanan terbaru demi terciptanya kemudahan serta memaksimalkan pelayanan rumah sakit kepada para pasien,"ungkap Kasmarni.


Diutarakannya, sejak ditetapkan Covid 19 sebagai pandemi setahun yang lalu, rumah sakit umum daerah Bengkalis telah ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan Covid-19, untuk perawatan pasien Covid-19 yang dilakukan diruang isolasi untuk penyakit infeksi emerging dan re-emerging desease.

"Ruang isolasi harus memenuhi standar dengan memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan. Mengingat, ruang isolasi merupakan salah satu indikator keberhasilan, pencegahan dan pengendalian infeksi difasilitasi pelayanan kesehatan yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen,"ujarnya.

Saat ini, lanjut Kasmarni, RSUD Bengkalis merupakan satu-satunya rumah sakit kabupaten yang memiliki negative pressure room yang sesuai dengan standar. Kasmarni berharap dengan adanya ruangan ini penanganan pasien penyakit menular dapat lebih optimal. Sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.

Disamping itu, perbaikan kualitas pelayanan khususnya pada bayi dan balita secara nyata telah dapat menurunkan angka kematian bayi (AKB) dan balita. Namun harus diantisipasi bahwa terjadinya peningkatan jumlah bayi dan balita yang beresiko mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.


"Di Indonesia saja diperkirakan 20-30 % anak balita mengalami gangguan perkembangan dan sekitar 30-40 % mengalami gangguan pertumbuhan. Untuk tahun 2018 diperoleh data bahwa sekitar 59 % pasien anak yang datang ke RSUD Bengkalis mengalami gangguan perkembangan antara lain gangguan bicara bahasa, motorik halus dan motorik kasar, tentunya hal tersebut harus menjadi perhatian kita semua,"pungkasnya. (hari)