
Warga Himalaya memperlihatkan Yarsagumba yang baru dipetik. Foto: int
Riau1.com - KATHMANDU-Obat kuat yang berasal dari pegunungan Himalaya ini, bisa jadi adalah obat kuat termahal di dunia. Tak tanggung-tanggung, setiap kilogramnya, bisa dibanderol dengan harga Rp1,4 miliar. Luar biasa.
Obat kuat ini bernama Yarsagumba. Dalam bahasa tibet, Yarsagumba berarti 'rumput musim panas, ulat musim dingin'.
Tanaman unik ini terbentuk saat larva ngengat yang hidup dalam tanah, terinfeksi spora jamur parasit Ophiocordyceps sinensis. Ketika terinfeksi dan mati, tubuh ulat itu akan mengeras. Namun pada bagian kepalanya, tumbuh jamur berwarna coklat berbentuk pipih. Secara fisik, bentuk yarsagumba juga cukup unik, yakni berupa batang cokelat kekuningan seukuran korek api. Tumbuhan ini mencuat dari dalam tanah.
Mungkin karena seimbang dengan harganya, lokasi tempat Yarsagumba tumbuh, juga sangat sulit dijangkau. Tanaman ini hanya ditemukan di wilayah bertanah lembab di ketinggian 3 ribu hingga 5 ribu meter di atas permukaan laut. Lokasinya juga hanya ada di lereng pegunungan Himalaya, yang merupakan dataran tertinggi di dunia.
Tak hanya itu, tumbuhan ini umumnya mulai tampak pada bulan Mei dan Juni, atau di awal musim panas.
"Yarsagumba harganya lebih mahal dari emas," ungkap Karma Lama, penjual yarsagumba kepada BBC, seperti dilansir detik.com, Kamis (19/7/2018).
Setiap kilogram Yarsagumba bisa dibanderol dengan harga US$100.000 atau setara Rp1,4 miliar di pasar internasional, seperti Cina, Korea, Thailand, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat.
Karena kondisi ini juga, membuat warga Himalaya rela bekerja mempertaruhkan nyawa, demi mencari Yarsagumba.
Kondisi itu juga diakui Sita Gurung, salah seorang warga Himalaya. Menurutnya, cuaca dingin dan salju yang tiba-tiba longsor, menjadi ancaman terbesar bagi mereka saat mencari 'tumbuhan ajaib' itu.
"Salju longsor bisa datang mendadak. Kalau besar, kami bisa terhempas ke jurang," ujarnya.
Di tingkatan warga, satu buah yarsagumba dijual seharga US$3,50 - 4,50 atau setara Rp50 ribu - Rp65 ribu. Namun, saat sudah diekspor dan sampai ke pasar internasional harganya melonjak berkali-kali lipat. Satu gramnya, dibanderol dengan harga US$100 (Rp1,4 juta). ***
R1/sis