Jangan Abaikan Gejala Waspada Gagal Ginjal pada Anak

5 Desember 2025
Ilustrasi/iStockphoto

Ilustrasi/iStockphoto

RIAU1.COM - Gagal ginjal sering dianggap sebagai penyakit orang dewasa, namun beberapa tahun terakhir anak-anak juga banyak yang mengalaminya.

Gagal ginjal terjadi ketika salah satu atau kedua ginjal tidak lagi mampu bekerja optimal, sehingga racun dan kelebihan cairan menumpuk di tubuh dan akhirnya dapat mengganggu tumbuh kembang anak bila tidak ditangani segera.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan edukator kesehatan, Christian Dion Saelan mengatakan, sejumlah kondisi bisa memicu kerusakan ginjal pada anak.

"Pasca infeksi streptokokus bisa menyebabkan glomerulonefritis. Selain itu, ada kelainan bawaan ginjal, penyakit autoimun, infeksi berat, dehidrasi akut, hingga kerusakan akibat obat," ujarnya saat dihubungi CNBC Indonesia pada Kamis (4/12/2025).

Menurutnya, pencegahan tetap menjadi langkah terbaik. Ia mengimbau untuk jaga kesehatan anak pada anak. Selain itu ia mengatakan untuk memastikan tidak mudah kekurangan cairan.

"Hindari makanan kemasan, dan percayakan pengobatan ke dokter, bukan iklan, dan istirahat yang cukup," katanya.

Melansir laman resmi Mitra Keluarga, secara umum, gagal ginjal dibagi menjadi dua yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis. Gagal ginjal akut terjadi secara mendadak dan dapat berkembang dalam hitungan jam hingga beberapa hari.

Kondisi ini bisa dipicu infeksi, penyakit berat, atau komplikasi kesehatan tertentu. Bila tak ditangani cepat, bisa berakibat fatal.

Sementara gagal ginjal kronis terjadi perlahan dalam jangka panjang. Gejala awal biasanya tidak terlihat jelas sehingga membutuhkan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan diagnosisnya.

Baik gagal ginjal akut maupun kronis dapat menunjukkan gejala serupa. Beberapa tanda yang perlu diperhatikan:
- Pembengkakan di kaki, tangan, wajah
- Perubahan frekuensi buang air kecil
- Urine berbusa atau berubah warna menjadi gelap
- Tekanan darah tinggi
- Nafsu makan menurun
- Mudah lelah
- Demam
- Kulit gatal
- Sesak napas
- Mual atau muntah
- Berat badan turun
- Gangguan konsentrasi
- Pertumbuhan anak terhambat

Setiap anak bisa menunjukkan gejala berbeda, sehingga orang tua perlu waspada bila muncul lebih dari satu tanda. Selain itu faktor penyebab lain yang perlu diwaspadai antara lain kelainan bawaan sejak lahir, penyakit turunan, sindrom nefrotik, penyakit sistemik seperti lupus, diabetes, anemia sel sabit, cedera berat, luka bakar, atau pascaoperasi dan refluks urine atau penyumbatan saluran kemih.

Untuk memastikan diagnosis, dokter biasanya melakukan tes darah untuk mengecek fungsi ginjal, tes urine untuk menilai kadar albumin dan kreatinin, USG, CT scan, atau MRI untuk visualisasi ginjal, dan biopsi untuk melihat kondisi jaringan ginjal secara langsung.

Gagal ginjal yang tidak ditangani dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, gangguan metabolisme kalsium dan fosfat, masalah hormon (sistem endokrin), anemia, dan resistensi insulin.

Pengobatan Gagal Ginjal pada Anak
1. Hemodialisis (Cuci Darah)
Darah anak dipompa keluar dan disaring melalui mesin khusus untuk membuang racun. Prosedur ini tidak dapat memperbaiki ginjal secara permanen, tetapi membantu mengontrol kondisi.

2. Obat-obatan
Termasuk eritropoietin untuk anemia, vitamin D, serta obat hipertensi sesuai kebutuhan.

3. Perubahan Pola Makan
Mengurangi garam dan potasium, serta meningkatkan konsumsi protein untuk meringankan kerja ginjal.

4. Transplantasi Ginjal
Merupakan pilihan paling efektif untuk meningkatkan peluang hidup dan kualitas hidup anak.

Cara Mencegah Gagal Ginjal pada Anak

Mengutip berbagai jurnal medis, pencegahan bisa dilakukan dengan membatasi makanan tinggi gula dan garam, menjaga kecukupan cairan, menjaga berat badan tetap ideal, ajak anak rutin berolahraga, mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter, dan menghindari makanan cepat saji dan produk kemasan berlebihan.

Segera konsultasikan ke dokter jika anak mengeluh nyeri di pinggang, perut bagian samping, atau muncul gejala lain seperti urine berubah warna, pembengkakan, atau penurunan nafsu makan. Pemeriksaan lebih cepat akan meningkatkan peluang pemulihan.*