Rincian Pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani Diungkap, Trump: Satu Peluru untuk Dua Target Sekaligus

Rincian Pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani Diungkap, Trump: Satu Peluru untuk Dua Target Sekaligus

19 Januari 2020
Mayor Jenderal Qassem Soleimani terbunuh dalam serangan drone di bandara Baghdad. Foto: Sky News.

Mayor Jenderal Qassem Soleimani terbunuh dalam serangan drone di bandara Baghdad. Foto: Sky News.

RIAU1.COM -Presiden Donald Trump menceritakan rincian menit demi menit serangan AS yang menewaskan Jenderal Iran Qassem Soleimani selama pidatonya kepada para donatur Partai Republik di kediaman pribadinya di Mar-a-Lago, Florida Selatan.

Dilansir dari Tempo.co, Minggu (19/1/2020), Presiden Trump berbicara pada jamuan makan malam penggalangan dana GOP Jumat malam. Ia menjelaskan rincian baru tentang serangan yang menewaskan Jenderal Qassem Soleimani, yang memperburuk ketegangan di wilayah tersebut. Serangan ini menyebabkan perselisihan dengan Kongres mengenai wewenang konstitusionalnya untuk melakukan perang.

Dalam pidatonya yang diadakan di dalam ballroom berlapis emas di Mar-a-Lago, ia mengklaim bahwa Soleimani mengatakan hal-hal buruk tentang Amerika Serikat. Inilah yang menyebabkan mengambil keputusan untuk mengesahkan pembunuhannya.

"Berapa banyak omong kosong ini yang harus kita dengarkan?" Trump bertanya pada hadirin.

Trump tidak menggambarkan ancaman yang akan terjadi yang mengarah pada keputusannya untuk membunuh Soleimani sebagai pembenaran yang digunakan oleh pemerintahannya setelah serangan itu. Sebagai gantinya, dia menggambarkan Soleimani sebagai "teroris terkenal" yang berada di daftar teroris AS. Soleimani seharusnya berada di negaranya sebelum melakukan perjalanan ke negara-negara lain di wilayah tersebut.

Trump menggambarkan secara terperinci. Ia menonton dari jauh ketika Soleimani tiba di Bandara Internasional Baghdad. Saat itu, Soleimani bertemu dengan pemimpin paramiliter Irak Abu Mahdi al-Muhandis, kepala Kataib Hizbullah.

Trump mengklaim secara keliru bahwa Soleimani bertemu "kepala Hizbullah". Sebagai catatan, kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran terpisah dari kelompok Kataib Hizbullah Irak yang dipimpin oleh Abu Mahdi al-Muhandis. Trump mengklaim serangan yang dia setujui seperti menembakan "satu peluru untuk dua target sekaligus."

Trump melanjutkan dengan menceritakan kembali mendengarkan para pejabat militer ketika mereka menyaksikan serangan dari kamera-kamera yang berjarak beberapa kilometer di langit.

Loading...

"Mereka sedang bersama-sama, Pak. Pak, mereka punya dua menit dan 11 detik. Tidak ada emosi. 2 menit dan 11 detik untuk hidup, Pak. Mereka di dalam mobil, mereka di dalam kendaraan lapis baja. Pak, mereka memiliki sekitar satu menit untuk hidup, Pak. 30 detik. 10, 9, 8...'. Lalu tiba-tiba, boom. Mereka tewas, Pak. Selesai. Saya berkata, di mana pria ini? Itu yang terakhir kudengar darinya," kata Trump mengutip para pejabat militer kepadanya.

Penghitungan terperinci Trump tentang serangan dibeberkan lebih dalam dari apa yang dia atau pejabat lainnya katakan tentang malam serangan. Serangan itu menyebabkan meningkatnya ketegangan di kawasan itu dan kekhawatiran AS dan Iran akan berperang. Trump mengakui serangan pada Jumat itu "mengguncang dunia."

"Dia seharusnya tidak terkalahkan," kata Trump tentang Soleimani.

Dalam sambutannya, Trump juga mengulangi klaim bahwa pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi meninggal "berteriak" setelah serangan AS di kompleksnya.

"Dia berteriak, jadi gila," kata Trump.

Pejabat AS lainnya telah menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang detik-detik serangan al-Baghdadi. Trump juga bercanda anjing Belgia Malinois yang membantu dalam serangan Baghdadi mendapat penghargaan lebih banyak dibanding yang dia perbuat untuk pembunuhan itu.