Kalender bulan Februari (Foto: Istimewa/internet)
RIAU1.COM - Awal tahun 2020 ini, bulan kedua atau Februari hanya memiliki 29 hari. Berbeda dengan bulan lain-lainnya yang berjumlah 30 atau 31 hari.
Ini semua merujuk dari astronom bernama Sosigenes Alenxandria dinukil dari cnnindonesia.com, Sabtu, 1 Februari 2020. Semua ini bermula saat August Caesar menggantikan tahta Julius Caesar. Dia mengganti bulan salah satu bulan di penanggalannya menjadi bulan Agustus.
Jatah hari di bulan Agustus yang harusnya hanya 30 hari, ditambahkan sehari menjadi 31. Bulan yang dikorbankan itu adalah Februari.
Untuk itu, Februari yang awalnya berjumlah 29 hari berkurang sehari menjadi 28 hari di penanggalan reguler (non kabisat). Dalam kalender yang digunakan di zaman itu, Februari adalah bulan terakhir dalam satu tahun.
Februari jadi bulan terakhir karena King Numa Pompilius menambahkan bulan Januari dan Februari untuk melengkapi 10 bulan yang ada sebelumnya.
Karena Februari adalah bulan terakhir, maka bulan ini diambil sehari dari jumlah hari yang dimilikinya. Penamaan bulan ini juga sudah dibuat sejak tahun pemerintahan King Numa Pompilius.
Sehingga bulan Februari saat ini yang kita kenal memiliki jumlah hari 29 hari per bulan. Dan di tahun kabisat, setiap empat tahun sekali, Februari memiliki jumlah hari 30.
Untuk diketahui bahwa Sosigenes Alenxandria hidup di zaman kepemimpinan Julius Caesar pada masa Romawi tahun 1500 Masehi.
Hasil hitung-hitung Sosignes saat itu dimana bumi membutuhkan waktu untuk mengelilingi matahari dalam orbitnya selama 365 hari, 5 jam, 48 menit dan 45 detik.
Untuk memudahkan hitungan, satu tahun dibulatkan menjadi 365 hari. Lebih enam jam dalam satu tahun itu digabungkan di tahun keempat sebagai satu hari (6 jam x 4 = 24 jam/hari).