Ketua KPA Kampar, Dr. Misharti
RIAU1.COM - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Kampar menegaskan kembali pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap penularan HIV dalam momentum Hari AIDS Sedunia.
Ketua KPA Kampar, Dr. Misharti, menyampaikan bahwa peringatan ini bukan sekadar simbolis, tetapi pengingat bahwa kasus HIV masih terjadi dan membutuhkan perhatian serius seluruh lapisan masyarakat.
Ia menyoroti komitmen nasional 3 Zero yang juga diterapkan di Kampar, yaitu Zero infeksi baru, zero kematian akibat HIV-AIDS, dan Ze3ro diskriminasi terhadap ODHA.
“Tentu kami tetap melaksanakan program ini. Tiga komitmen besar ini harus menjadi perhatian bersama,” ujarnya dikutip Selasa (2/12/2025).
Dalam penyampaian data terbaru, Misharti mengungkapkan bahwa Kabupaten Kampar mencatat 125 kasus HIV-AIDS sepanjang tahun 2025. Angka tersebut memang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya, namun dianggap masih memerlukan kewaspadaan.
Di tingkat Provinsi, Riau mencatat sekitar 11.000 kasus dengan Kota Pekanbaru mencapai sekitar 900 kasus.
“Ini bukan soal peringkat, tetapi soal fakta bahwa kasusnya masih ada. Ini harus menjadi perhatian dan antisipasi bersama,” tegasnya.
Misharti juga menjelaskan bahwa pola penularan di Kampar cukup beragam. Selain dipicu pergaulan bebas dan minimnya pemahaman agama, terdapat pula kasus ibu rumah tangga yang terinfeksi akibat ketidaksetiaan pasangan.
“Kadang-kadang yang miris, ada ibu yang tidak tahu apa-apa, tetapi terinfeksi karena suaminya tidak setia. Ini harus menjadi perhatian serius,” ujarnya.
Ia mengajak masyarakat memperkuat ketahanan diri terhadap perilaku berisiko dan ikut ambil bagian dalam upaya pencegahan.
“Mari kita berantas HIV-AIDS secara bersama-sama. Jaga kerja sama yang sehat, tingkatkan keimanan, dan jauhi pergaulan bebas,” pesannya kepada para mahasiswa di Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.
Sementara itu, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai menyatakan komitmennya untuk mendukung KPA Kampar yang mengajak mahasiswa untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya HIV.
Wakil Rektor III, Apriza, menyebut mahasiswa memiliki peran penting sebagai penyebar informasi yang benar mengenai HIV-AIDS.
“Kita berharap kegiatan sosialisasi ini memberikan kebaruan informasi kepada mahasiswa tentang HIV. Mahasiswa diharapkan menjadi pertahanan pertama, karena dengan berilmu mereka dapat memberikan pemahaman kepada orang lain,” ujarnya.
Ia menilai literasi kesehatan yang baik di kalangan mahasiswa dapat membantu menekan kasus HIV di masyarakat.
“Kami berharap mahasiswa bisa menyebarkan pemahaman yang benar kepada teman-temannya. Dengan begitu, jumlah penderita HIV dapat ditekan,” tegas Apriza.*