Gegara Listrik Padam, Pengusaha Galangan Kapal di Batam Mengaku Rugi Miliaran Rupiah

Gegara Listrik Padam, Pengusaha Galangan Kapal di Batam Mengaku Rugi Miliaran Rupiah

25 Mei 2023
Industri Galangan Kapal di Batam

Industri Galangan Kapal di Batam

RIAU1.COM - Jadwal pemadaman listrik PLN untuk industri berakhir pada Rabu (24/5). Pemadaman bergilir yang berjalan selama satu pekan ini menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi pelaku industri di Kota Batam, terutama industri galangan kapal.

Setiap galangan mengaku alami kerugian miliaran rupiah akibat kebijakan pemadaman di siang hari atau waktu efektif produksi perusahaan galangan kapal.

Pengusaha galangan kapal yang bergabung dalam Ikatan Perusahaan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Kepri berharap tak ada lagi pemadaman ke depannya demi stabilitas industri galangan kapal.

“Hari ini (kemarin, red) katanya terakhir dan selama pemadaman bergilir berjalan kerugian perusahaan galangan kapal nilainya miliaran rupiah. Kita berharap tak ada lagi pemadaman ke depannya biar tetap berjalan perusahaan galangan kapal ini. Sudah rugi jangan lagi ditambah rugi,” ujar Ketua Iperindo Kepri Ali Ulai yang dimuat Batampos.

Sesuai dengan surat edaran sebelumnya, PLN Batam menyebutkan pemadaman bergilir untuk industri berakhir pada tanggal 24 Mei kemarin. Selanjutnya diharapkan tak ada pemadaman lagi.

“Karena galangan kapal baru kembali hidup dengan job pembuatan kapal tongkang dan sejenisnya. Tolong ini dijaga. Jangan sampai konsumen kecewa karena molor pekerjaan akibat listrik sering padam ini, kedepannya mereka tak mau pesan atau perbaiki lagi kapalnya di Batam. Ini yang harus kita jaga,” ujar Ali Ulai.

Secara umum disebutkan Ali, pemadaman bergilir yang dijalankan ke industri selama ini membawa kerugian yang cukup besar bagi industri galangan kapal. Kerugian mencapai miliaran rupiah dan itu ditanggung sendiri oleh pengusaha.

PLN Batam hanya bisa menyanggupi penggantian biaya BBM bagi perusahaan yang menggunakan mesin genset. Kompensasi ini tidak sepadan dengan kerugian yang mereka alami, sehingga besar harapan mereka tak ada lagi pemadaman kedepannya.*