Bukannya Sembuh, Begini Kondisi Pasien Pribumi Yang Mengidap Penyakit Kejiwaan Era Kolonial

Dokter era Belanda (Foto: Istimewa/internet)
RIAU1.COM - Saat Indonesia di jajah Belanda dokter kejiwaan masih didominasi oleh bangsa Eropa.
Saat itu mendiagnosis pasien pribumi di era kolonial tak mudah. Pasien langsung di cap mengalami bingung atau linglung yang disebabkan oleh stres dikutip dari historia.id, Kamis, 28 November 2019.
Kebingungan para pasien itu menyebabkan para psikiatris Belanda ikut-ikutan bingung lantaran kendala bahasa dan prasangka kolonial mereka.
Tahun 1920 seorang psikiatris Belanda PHM Travaglino mengalaminya ketika berjaga di RSJ Malang. Dia mengaku kerap kesulitan mendiagnosis pasiennya.
Travaglino bahkan memutuskan bahwa alam pikir orang Eropa dan pribumi berbeda. Kaum pribumi masih berada dalam tahap awal perkembangan evolusi sehingga kondisi psikologisnya amat emosional.
Ia menganggap orang pribumi sering membuat keributan karena emosi yang meledak-ledak dan berpotensi 10 kali lebih tinggi membuat kerusuhan dibanding orang Eropa.
Agar ini tidak berlarut-larut dokter Jawa yang dianggap tak berpengalaman diturunkan untuk mendampingi dokter jiwa Eropa.
Memasuki 1912, anggaran untuk RSJ makin ditekan. Sehingga pasien pribumi lebih banyak dipegang oleh dokter Jawa dengan pengawasan rutin dokter Eropa yang berpengalaman.