Catatan Yuli, Pelajar Indonesia Yang Diisolasi Setelah Pulang Dari Pusat Virus Corona Di Wuhan

Catatan Yuli, Pelajar Indonesia Yang Diisolasi Setelah Pulang Dari Pusat Virus Corona Di Wuhan

11 Februari 2020
Ilustrasi (Foto: Istimewa/internet)

Ilustrasi (Foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Pelajar asal Indonesia yang menimba ilmu di Wuhan pusat wabah virus Corona, Yuliannova Lestari Chaniago menuliskan kisah perjalanan dirinya selama diisolasi di Natuna, Kepulauan Riau.

Tulisannya itu dibagikannya melalui akun media sosial Twitter @ylchaniago, Selasa, 11 Februari 2020.

Selama diisolasi, Yuli mengaku diperlakukan dengan baik oleh pemerintah Indonesia.

Baik selama dalam perjalanan, ataupun setelah tiba di lokasi. Seperti mendapatkan makan dan minum yang layak dan tempat tinggal. Meskipun mereka menetap dalam hanggar dan tempat tidur darurat sejak 2 Februari sampai 2 minggu kedepan.

Tulisan terakhirnya, Yuli mengucapkan terima kasih terutama kepada pemerintah Indonesia dan masyarakat yang telah membarikan mereka tempat tinggal.

Berikut sepenggal tulisan pengalaman Yuli saat diisolasi di Natuna:

Apa yg paling mengharukan pada tanggal 01.02.2020? Kalimat 'Penerbangan ini adalah penerbangan yang akan membawa anda pulang ke Indonesia' dan Selamat kembali ke Tanah Air. Dijemput dengan Batik Air A330-300, sang pilot menuliskan ”Ayo Mulih, Rek".

Meskipun kami bebas terbatas, karni menjalani hari-hari kami di Natuna dengan rasa sukacita. Berkegiatan setiap hari, setiap pagi berolahraga, makan tiga kali dalam sehari ditambah dengan snack siang dan sore, mengikuti konseling setiap sorenya, menikmati matahari terbit dan terbenam dengan warnanya dan angin laut yang menyejukkan hati, sambil duduk di bawahparabola televisi kami di pojok hanggar tempat kami dioberservasi.

Kami semuanya senasib sepenanggungan, suka duka dibagi bersama tidak hanya karni WNI yang dievakuasi dari Wuhan, tetapi juga tim yang terlibat dalam penjemputan kami. Sama-sarna karni habiskan waktu di Rumah kami, Natuna. Terimakasih Natuna, sudah menjadi rumah untuk kami. Terimakasih Natuna dan warganya karna telah menerima dan mengijinkan kami tinggal di Natuna. Terimakasih untuk langit pagi dan sore Natuna yang selalu romantis menemani kami.

Besar hati kami mengucapkan terimakasih atas cioa para orang tua kami, Bapak Presiden, Ibu Menlu, KBRI Beijing dan KEMENLU PWNI-BHI yang sedari awal Wuhan di-lockdown terus berkomunikasi secara aktif dengan kami yang ada di Wuhan serta menjadi garda depan yang membuka jalan untuk proses pemulangan kami ke Tanah Ai,PEMDA Natuna yang sudah berbesar hati menerirna dan mengijinkan karni tinggal di Natuna, KEMENHAN, BNPB dan KEMENKES sekali lagi TNI, KOGABWILHAN I, dan KOOPSSUS TNI yang sampai hari ini masih terus mengasuh karni dengan sangat sabar dan teliti sekali, juga PPI Tiongkok cabang Wuhan dan Semua Perwakilan Ketua Ranting, Serta sambutan sang pilot Batik Air A330-300 "Ayo Muleh, Rek!", yang membawa kami sampai ke Tanah Air serta Kakak-kakak dari Media Nasional dan Internasional yang telah membantu karni mengabarkan kabar kami yang ada di Wuhan ke masyarakat Indonesia, teman-teman dari media social, serta seluruhnya pihak yang berkontribusi dalam pemulangan kami benar-benar menjadi pahlawan bagi kami.

Masih ada lima hari lagi tersisa kami tinggal di Natuna. Selayaknya manusia, rasa ingin cepat pulang dan berkumpul dengan orang terkasih selalu teringat dalam pikiran, mereka menunggu kepulangan kami dari Natuna. Bukan berarti pula kami tidak bahagia di sini. Ini sudah hari ke sembilan kami tinggal di Natuna, hari dan waktu berlalu begitu cepatnya. Bersabar karna ini adalah bagian proses yang harus dilakukan agar kami bisa diterima masyarakat nantinya.

Kekurangan-kekuranganpun pasti ada tapi tidak pula harus diumbar-umbar. Sejatinya kita hanya manusia, sempurna bukan milik kita. Menerima dan menghargai situasi dan kondisi yang ada saat ini adalah cara kami berdamai dengan diri sendiri dan keadaan. Bila pun sempurna tentu tidak akan terasa bahagia bila tidak disyukuri.

Tidak lupa pula teman kami yang masih di Wuhan, kita tidak akan pernah sampai hari ini jika kita tidak saling mendukung, saling menguatkan dan berbagi energi positif, apapun jenis medianya. Terimakasih teman-teman sudah bertahan sampai hari ini, bukanlah sesuatu yang mudah sejak Wuhan di-lockdown hingga sampai hari ini kita masih dalam observasi kesehatan. Terimakasih!

Kami, mereka, dia, kamu, aku dan kita semua adalah sama, Indonesia. Bagian dari Indonesia, hari
ini, besok, sampai seterusnya, sampai kapanpun adalah Indonesia.

Natuna, 11 Februari 2020
Yuliannova Lestari Chaniago