Nissan GT-R Tabrak Ruas Tol Jagorawi, Ternyata Tidak Mudah Kemudikan Sportcar

Nissan GT-R Tabrak Ruas Tol Jagorawi, Ternyata Tidak Mudah Kemudikan Sportcar

5 April 2020
Nissan GTR

Nissan GTR

RIAU1.COM - Sebuah sedan sportcar Nissan GT-R R35 yang dikemudikan almarhum Wakil Jaksa Agung Dr Arminsyah ringsek dan terbakar usai menghantam pembatas jalan tol Jagorawi, Sabtu 4 April 2020 dan menewaskan pengemudi.

Senior instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana menuturkan, sportcar seperti Nissan GT-R merupakan mobil buas. Pengemudi akan mudah tergoda untuk berpacu, bahkan secara tidak sadar sudah dalam kecepatan tinggi.

"Mengemudi sportcar lebih susah, utamanya menjaga mental atau adrenalin supaya tidak mudah terpancing. Suara mesin, knalpot, posisi duduk yang steady dan lain-lain," ujar Sony, Ahad 5 April 2020.

"Sportcar dirancang dengan tingkat kestabilan yang tinggi, saat Anda melaju dengan kecepatan 150 km/jam mobil ini terasa sangat stabil, sehingga seakan-akan Anda sedang mengendarai mobil biasa di kecepatan 80 km/jam," terangnya.

Sony mengungkapkan, sebelum menggunakan sportcar di jalan raya, sebaiknya pengemudi mampu mengenal karakter mobil, mulai dari fitur, muntahan tenaga, hingga akselerasi. Dengan begitu, timbul sikap defensive saat berkendara dan menyesuaikan gaya mengemudi.

"Pahami dan orientasi dahulu kendaraan tersebut sebelumnya. Kenali seluruh fitur penting di mobil tersebut serta batasan-batasannya. Bahwa fitur-fitur tersebut hanya untuk mempermudah pengemudi dalam pengendalian dan fitur-fitur safety hanya membantu pengemudi meminimalkan resiko cidera," ungkapnya.

Jika sudah mengenal karakter mobil sport, pengemudi diharapkan memiliki sikap menjaga diri agar tetap fokus dan tidak terpancing. Apalagi sejatinya mobil-mobil sport lebih pantas dipacu dalam lintasan, bukan jalan umum yang memiliki risiko lebih tinggi.

Keahlian berkendara dan bijak mengambil keputusan pun menjadi satu hal yang tak bisa dikesampingkan. "Sportcar sebuah mobil yang biasanya memiliki power mesin yang (500-an Hp) buas atau liar sehingga perlu sebuah keahlian dalam mengendarainya di kecepatan tinggi," tuturnya.

"Sehingga harus dikendarai dengan benar dan dengan tanggung jawab saat di jalan raya. Salah dalam mengambil keputusan akan berakibat kecelakaan, bijaksanalah dalam menentukan kecepatan kendaraan," tukasnya.

 


Sumber: Detik.com