Pemko Pekanbaru Tunggu Surat Mendagri dan Mendikbud Terkait Anak Imigran yang Boleh Tempuh Pendidikan di SD Negeri

Aktivitas imigran di tempat penampungan Jalan Teuku Cikditiro, Pekanbaru. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Pemko Pekanbaru akan menerima anak imigran bersekolah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) tahun ini. Sementara, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru menyiapkan 60 anak imigran mengisi bangku kosong usai penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Pekanbaru Muhammad Yusuf kepada Riau1.com di Mal Pelayanan Publik (MPP), Kamis (4/7/2019), mengatakan, Wali Kota Pekanbaru Firdaus dipanggil Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy ke Yogyakarta sekitar bulan April 2019 lalu. Yusuf ikut hadir bersama Kepala Disdik Pekanbaru Abdul Jamal saat itu.
"Dua menteri ini memberikan sosialisasi kepada kami. Pak wali datang. Kadisdik datang dan saya sendiri," ujarnya.
Kegiatan yang dihadiri itu berupa sosialisasi tentang pendidikan bagi anak-anak imigran. Namun, hal itu belum dapat dilaksanakan karena surat keputusan dari Mendagri Tjahjo Kumolo dan Mendikbud Muhadjir Effendy belum diterima.
"Kalau sudah ada perintah, tentu kami jalankan sesuai dengan ketentuan. Kemarin baru tahap sosialisasi," jelas Yusuf.
Diberitakan sebelumnya, sekitar 60 anak imigran dibolehkan belajar di SDN di Pekanbaru. Mereka akan ditempatkan SDN negeri yang berlokasi di dekat penampungan imigran setelah proses PPDB setelah pada awal Juli 2019.
Kepala Disdik Kota Pekanbaru Abdul Jamal di ruangannya, Jumat (28/6/2019), mengatakan, anak imigran dibolehkan sekolah di SD negeri. Jumlahnya sekitar 60 orang.
"Lokasi sekolahnya tentu yang dekat dengan penampungan. Tahun ini, kami mulai dari SD saja," ujarnya.
Kalau tidak bisa 60 orang, maka yang disekolahkan berdasarkan kursi yang kosong saja. Anak imigran ini akan belajar di sekolah yang berada di sekitar penampungan.
"Kalau kursi kosong ada empat, maka empat orang yang kami usulkan. Tapi, mereka masuk setelah dua minggu proses PPDB selesai," jelas Jamal.
Anak imigran yang akan sekolah di SD negeri tidak ada perhatian khusus. Karena, pendidikan yang diberikan kepada anak imigran ini lebih kepada pertimbangan kemanusiaan.
"Selama ini, kami juga memberi pembelajaran kepada anak-anak imigran. Kesetaraan namanya," ungkap Jamal.
Sebenarnya, anak imigran ini telah mendapat pengajaran di tempat penampungannya. Mulai tahun ini, anak imigran dibolehkan sekolah di Pekanbaru.
"Sekarang, orang tuanya yang mengantar ke sekolah. Gurunya itu juga," ucap Jamal.
Kebijakan ini ada beberapa orang yang menentang. Tapi, Disdik juga kasihan dengan anak imigran ini yang tidak ada kegiatan di saat usia sekolah.
"Mereka sudah beberapa tahun tinggal di Indonesia. Kalau tidak ada kegiatan, kasihan kita," tutur Jamal.
Kebijakan anak imigran yang disekolahkan di SD negeri sudah dapat izin dari International Organization for Migration (IOM). Bahkan, Wali Kota Pekanbaru juga diundang oleh pihak IOM ke Yogyakarta beberapa waktu lalu.
"Di Medan sudah berlangsung satu tahun. Tidak ada rahasia lagi," sebut Jamal.