Pj Wali Kota Pekanbaru Imbau Mahasiswa Tak Salah Pilih Pemimpin di Pemilu dan Pilkada 2024

Pj Wali Kota Pekanbaru Imbau Mahasiswa Tak Salah Pilih Pemimpin di Pemilu dan Pilkada 2024

7 Juli 2022
Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun. Foto: Istimewa.

Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun. Foto: Istimewa.

RIAU1.COM -Perwakilan mahasiswa dari delapan perguruan tinggi diimbau tak memilih calon pemimpin dan calon anggota legislatif yang bermain politik uang (money politic) pada Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Bila salah pilih, maka mahasiswa akan menyesal selama lima tahun.

Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun saat membuka sosialisasi pendidikan politik bagi mahasiswa di aula pertemuan Hotel Royal Asnof, Kamis (7/7/2022), mengatakan, mahasiswa dilibatkan dalam sosialiasi ini agar bisa memantau dan mengajak keluarganya memilih pemimpin yang diharapkan. Pemilu sangat penting bagi masyarakat Indonesia. 

Sosialisasi ini guna menghasilkan Pemilu yang baik. Agar, pemilih bisa banyak dan berkualitas.

"Karena dalam Pemilu, masyarakat menggunakan hak pilih. Masyarakat memilih orang yang mampu dan bisa memimpin ke depannya. Makanya, kami menggelar sosialisasi ini," ujar Muflihun.

Mahasiswa jangan sampai menyesal dengan pilihan nanti. Karena, fakta yang terjadi saat ini seperti itu. Ada masyarakat protes karena tak diperhatikan. 

"Namun, kita tak bisa menyalahkan kepala daerah atau anggota legislatif yang sudah dipilih. Karena, kita sudah memilih. Makanya, mahasiswa harus menghindari politik uang (money politic)," ucap Muflihun. 

Untuk diketahui, ada delapan perguruan tinggi yang diundang antara lain, Universitas Riau (UNRI), Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska), Universitas Islam Riau (UIR), STIKES Maharatu, Universitas Muhammadiyah Riau (UMMRI), Universitas Lancang Kuning (Unilak), Akbid Sempena Negeri Pekanbaru, dan STIKES Hangtuah. Dalam sosialisasi ini, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Pekanbaru mendatangkan narasumber seperti Ketua KPU Pekanbaru Anton Merciyanto, perwakilan Bawaslu Pekanbaru Fitri, dan akademisi Tito Handoko.