Wawako Pekanbaru Dorong Sekolah Terapkan Praktik Pembuatan Pupuk Kompos

24 Desember 2025
Wawako Pekanbaru Markarius Anwar melihat proses pembuatan pupuk kompos di SMP Negeri 47, Selasa (23/12/2025). Foto: Surya/Riau1.

Wawako Pekanbaru Markarius Anwar melihat proses pembuatan pupuk kompos di SMP Negeri 47, Selasa (23/12/2025). Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Pemko terus memperkuat komitmen dalam mewujudkan konsep Pekanbaru Green City melalui penguatan edukasi lingkungan sejak dini. Salah satu upaya tersebut ditunjukkan melalui kegiatan praktik pembuatan pupuk kompos yang diinisiasi Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Pekanbaru.

Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Wali Kota (Wawako) Pekanbaru Markarius Anwar dan diikuti oleh sejumlah kepala sekolah sebagai peserta utama di SMP Negeri 47, Selasa (23/12/2025).

"Program ini menjadi bagian dari dukungan terhadap penyelenggaraan pertemuan Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) yang akan digelar di Pekanbaru pada Juni 2026 mendatang," katanya.

Pekanbaru ditetapkan sebagai salah satu kota tuan rumah IMT-GT. Karena, Pekanbaru dinilai telah mengarah pada penerapan konsep kota hijau. Hingga saat ini, terdapat sekitar 32 kota dari tiga negara yang tergabung dan berkomitmen menerapkan prinsip Green City.

“Dalam mendukung agenda tersebut, DMDI berperan aktif memperkuat edukasi lingkungan, khususnya di bidang pendidikan. Pembangunan berkelanjutan harus dimulai dari sekolah,” ujar Markarius.

Terdapat sejumlah program prioritas yang diusung dalam kerangka Green City, antara lain pengelolaan energi dari limbah (waste energy), pengembangan transportasi nonmotor, konversi bus berbahan bakar fosil ke bus listrik, serta penguatan pendidikan berbasis lingkungan atau Green School.

Sebagian besar pengurus dan anggota DMDI berasal dari kalangan pendidik. Sehingga, peran sekolah menjadi titik awal yang strategis dalam mendukung kebijakan pemerintah. Melalui konsep Green School, sekolah didorong menjadi pusat pembelajaran dan praktik pelestarian lingkungan.

“Kegiatan hari ini merupakan pelatihan pembuatan kompos dari sampah organik. Setelah mendapatkan penjelasan, para kepala sekolah diharapkan dapat menerapkannya langsung di sekolah masing-masing,” ucap Markarius.

Program Green School mencakup beberapa aspek edukasi, antara lain pembuatan kompos, pemilahan sampah, daur ulang limbah menjadi barang yang bernilai guna, serta pemberian penghargaan bagi peserta didik yang berangkat ke sekolah menggunakan sepeda.
Sebagai bentuk dukungan, setiap sekolah diharapkan menyediakan fasilitas parkir sepeda yang aman dan nyaman. 

Supaya, peserta didik terdorong menggunakan transportasi ramah lingkungan. Namun demikian, penerapan program bersepeda ke sekolahini tetap mempertimbangkan kondisi lingkungan sekolah, khususnya yang berada di ruas jalan besar dengan tingkat risiko lalu lintas yang tinggi.

“Program-program ini akan terus kami sosialisasikan. Harapannya, upaya kecil yang dimulai dari sekolah dapat memberikan dampak besar bagi kelestarian lingkungan Kota Pekanbaru,” pungkasnya.