BPBD Riau Klaim Tersisa 159 Desa Rawan Karhutla

BPBD Riau Klaim Tersisa 159 Desa Rawan Karhutla

28 Januari 2023
Ilustrasi/net

Ilustrasi/net

RIAU1.COM - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal menyebutkan Pemerintah sudah bersinergi dengan dengan lintas instansi dan sejumlah perusahaan di seluruh Riau menghadapi musim kemarau dan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 

"Insya Allah, kita di Riau sudah siap. Kami juga akan minta kabupaten dan kota siaga dan telah kami surati untuk peralatan dalam pemadaman karhutla, semuanya disiapkan," kata Edy, Sabtu (28/1).

Lalu menurut Edy, berdasarkan catatan awal, lebih dari 300-an desa di Riau yang menjadi lokasi rawan terjadinya karhutla. Namun, warga desa, pemerintah dan pihak perusahaan berupaya melakukan patroli. 

Bahkan, lanjut Edy, salah satu perusahaan seperti PT Sumatera Riang Lestari (SRL) disebut memiliki peralatan lengkap dan canggih serta personel yang banyak. Perusahaan akasia itu melakukan pembinaan personelnya dan ke masyarakat. 

"Itu ada perusahaan namanya PT SRL yang sudah sangat siap jika suatu waktu terjadi karhutla di lingkungan desa sekitarannya. Mereka selama ini melakukan pencegahan seperti melaksanakan patroli rutin di lapangan,"sebut dia.

Edy memastikan, saat ini dari 300 an desa yang sebelumnya rawan terjadi karhutla, kini hanya tinggal 159 desa. Sebab, warga desa disana memilik pengalaman dalam menghadapi karhutal di tahun-tahun sebelumnya.

"Sisa desa yang masih rawan karhutla ini nantinya akan kami fokuskan, tapi kita tetap patroli di desa lainnya," kata Edy.

BPBD Riau dan BPPB di kabupaten lainnya juga menggandeng perusahaan di Riau untuk siaga. Di mana ada beberapa perusahaan swasta yang telah membina desa di wilayah kerjanya jadi desa bebas api.

"Sejumlah perusahaan kita minta untuk siaga. Bahkan yang kami apresiasi juga ada untuk perusahaan yang sudah melakukan pelatihan ke semua karyawan untuk siaga karhutla," jelasnya.

Setelah melihat kesiapsiagaan BPBD kabupaten dan kota serta sinergi TNI Polri, Edy meyakini penanganan karhutla di Riau bisa lebih maksimal. Sebab, menurut Edy, jumlah personel dan peralatan perusahaan menentukan kesiapan dalam mengbadapi karhutla. 

"Perusahaan lain juga mempersiapkan personel hingga peralatan lengkap," jekasnya 

Edy menjelaskan, tahun ini diprediksi akan ada dua kali musim kemarau. Periode pertama terjadi pada Februari-Maret dan di periode kedua terjadi pada Mei-Juni mendatang.

"Jadi tahun 2023 ini diprediksi ada dua kali musim kemarau. Karena itu, seluruh kabupaten, kota dan beberapa stakehokder seperti perusahaan tadi wajib ikut terlibat," tutur dia.*