Produksi Padi Riau Baru Bisa Cukupi 25 Persen Kebutuhan, Ini yang Dilakukan Plt Gubri

Produksi Padi Riau Baru Bisa Cukupi 25 Persen Kebutuhan, Ini yang Dilakukan Plt Gubri

11 November 2023
Plt Gubri, Edy Natar

Plt Gubri, Edy Natar

RIAU1.COM - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, Edy Natar mencanangkan gerakan penyediaan pangan melalui program ekstra peningkatan produksi padi di Provinsi Riau.

“Karena ini merupakan Gerakan Daerah, maka kita meluncurkan program ekstra yang langsung kita mulai dari sekarang, dengan target sasaran dengan harapan mulai menampakkan hasil berupa peningkatan produksi padi pada tahun 2024 dan juga berkelanjutan pada tahun-tahun berikutnya,” kata dia belum lama ini.

Lalu dia menyampaikan bahwa, dengan mengacu data BPS sesuai Angka Tetap tahun 2022 dan Angka Sementara 2023, produksi beras kita sekitar 213 ribu ton, dimana Riau baru dapat memenuhi kebutuhan beras sekitar 25 persen dari produksi sendiri. Sementara itu target pada akhir periode RPJMD (tahun 2024) kita harus bisa mencapai 50 (lima puluh persen).

"Dengan sisa waktu ini, memang sulit bagi kita mencapai target sasaran sebesar itu, namun demikian, justru kita harus bertindak cepat dengan melaksanakan program ekstra, terutama dalam bentuk Gerakan Daerah secara bersama-sama," tambahnya.

Sebab itu, lanjut Edy Natar, perlu diambil langkah-langkah strategis guna mengatasi akar permasalahan mengapa saat ini Provinsi Riau sulit mencapai target produksi pangan khususnya padi yang menghasilkan beras.

“Setelah kami cermati di lapangan dengan Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura, permasalahan dan kendala utama kita adalah keterbatasan infrastruktur pertanian, yaitu fungsi sistem irigasi yang belum memadai. Ketersediaan air merupakan faktor terpenting bagi para petani untuk menjaga produksi terutama melalui skenario teknis peningkatan Indeks Pertanaman (IP) Padi. Kita harus mampu menanam minimal dua kali setahun, sehingga ketersediaan air adalah kuncinya, sementara, saat ini fungsi jaringan irigasi di Provinsi Riau masih belum optimal, bahkan hanya tiga puluh persen yang berfungsi dengan baik dan mungkin malah di bawah itu,” papar dia.

Menurut Edy Natar Nasution, ia akan memfokuskan penanganan permasalahan tersebut bersama-sama dengan Kabupaten Kota di Provinsi Riau terutama yang merupakan sentra atau klaster produksi padi.

“Riau memiliki Luas Baku Sawah sekitar 62 ribu hektar dengan puluhan klaster atau sentra. Paling luas sawah kita ada di Kabupaten Indragiri Hilir, kemudian Rokan Hilir, Pelalawan, Siak dan diikuti kabupaten/kota lainnya. Petani akan menanam padi jika air tersedia sepanjang tahun. Maka, kita harus melakukan terobosan," tegasnya. 

“Karakteristik sawah di Provinsi Riau memang agak berbeda dengan Provinsi lain. Banyak yang tersebar dengan berbagai luasan tertentu. Maka penanganan irigasinya tentu juga spesifik dan berbeda jika dibanding dengan kawasan dalam bentuk hamparan sentra yang luas. Kita akan menggarap dan menerapkan pembangunan *Sumber Air Tanah Dalam* melalui irigasi perpompaan dan juga irigasi permukaan di berbagai klaster padi termasuk sistem irigasi perpipaan di beberapa tempat, tergantung kebutuhan pada sawah tersebut, guna menyentuh penyelesaian permasalahan ketersediaan air di tempat tersebut,” sebut dia lagi.*