Abrasi di Bagansiapiapi: Warung Kayu, Restoran Retak, dan Lumpur Menelan Jalan

6 November 2025
Bupati Rokan Hilir (Rohil) H. Bistamam, meninjau kawasan pesisir Bagansiapiapi yang terdampak abrasi

Bupati Rokan Hilir (Rohil) H. Bistamam, meninjau kawasan pesisir Bagansiapiapi yang terdampak abrasi

RIAU1.COM - Bupati Rokan Hilir (Rohil) H. Bistamam, meninjau kawasan pesisir Bagansiapiapi, Rabu (5/11/2025), setelah abrasi Sungai Rokan merusak warung kayu, bangunan restoran, hingga jalan utama tertutup lumpur. 

Kunjungan ini menandai langkah cepat pemerintah daerah menyelamatkan kota dari ancaman abrasi dan menata kembali area relokasi pedagang kaki lima.   

Peninjauan lapangan yang dilakukan bersama jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menilai kondisi lahan yang direncanakan sebagai lokasi relokasi pedagang kaki lima (PKL) di kawasan yang terdampak abrasi Sungai Rokan atas urgensi penataan ruang perkotaan yang kini dihadapkan pada ancaman ekologis dan sosial yang kompleks. 

Kegiatan dimulai dari sebuah kafe sederhana berbahan kayu yang berdiri di tepian sungai. Dindingnya lapuk, dan tanah di sekitarnya telah tergerus air, menandakan parahnya abrasi yang mengancam kawasan itu. 

Dari titik tersebut, bupati melanjutkan peninjauan ke bangunan bekas restoran dua lantai yang kini terbengkalai. Dinding retak, lantai dipenuhi pecahan keramik, sementara semak belukar tumbuh liar hingga menutupi pintu masuk. 

Di belakang bangunan itu, pohon buto-buto menjulang di antara rerumputan tinggi seolah menjadi saksi bisu masa ketika tempat itu masih ramai oleh pengunjung.     

Tak jauh dari sana, bupati turut meninjau kawasan kafe kapal yang kini tertutup lumpur akibat pasang air laut yang naik hingga menutupi badan jalan. Ia juga memantau kondisi Water Bomb, sebuah area wisata air yang kini gelap dan sepi aktivitas. 

Bupati mengarahkan agar kawasan tersebut segera dilengkapi dengan penerangan malam hari guna menumbuhkan kembali geliat ekonomi masyarakat.   

Lebih lanjut, Bupati menekankan pentingnya optimalisasi bangunan kosong di sekitar kawasan itu untuk dijadikan fasilitas publik seperti toilet dan ruang santai masyarakat. 

“Kalau malam terang, orang pun senang datang,” tuturnya.

Peninjauan berlanjut ke kawasan pelabuhan internasional yang pembangunannya terhenti. Pelabuhan tersebut berada di bawah kewenangan Kementerian Perhubungan, dan menurut Bupati, memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata perairan atau kawasan pemancingan masyarakat. 

Ia menegaskan, pemanfaatan aset negara harus dilakukan secara terkoordinasi lintas instansi agar selaras dengan regulasi serta memberi dampak ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat pesisir.   

Perjalanan kemudian berlanjut ke Pasar Datuk Rubiah, di mana suasana berubah lebih hidup. Bupati menyapa para pedagang yang berjualan di bahu jalan dan mengajak mereka berdialog untuk bersedia direlokasi ke tempat yang lebih representatif. 

Ia meninjau langsung lapak lapak penjual ikan dan sayuran yang berdiri di atas lantai tanah becek. Dalam arahannya, Bupati menyampaikan bahwa pemerintah daerah akan melakukan pengecoran lantai agar kondisi pasar lebih bersih, nyaman, dan memenuhi standar higienitas. 

Selanjutnya, di Pasar Sentral Labuhan Tangga Besar, Bupati menemukan sebagian los masih berbahan kayu warisan pembangunan lama. Ia menyoroti para pedagang yang berjualan di bahu jalan dan bahkan telah menetap di lokasi tersebut.     

“Kita inventaris seluruh pedagang, kemudian lakukan penataan ulang agar lebih tertib,” ujarnya menegaskan komitmen pemerintah untuk menciptakan keteraturan ruang usaha rakyat. 

Kunjungan lapangan diakhiri di kawasan Pekaitan, tempat Bupati mendapati beberapa warga membangun rumah semi permanen di atas parit tanpa izin resmi. 

Sebagian warga berdalih belum pernah menerima teguran dari ketua RT setempat. Menyikapi kondisi tersebut, Bupati menginstruksikan aparat desa untuk memperkuat pembinaan dan penertiban guna mencegah kerusakan lingkungan pemukiman.   

“Kalau dibiarkan, lambat-laun parit akan tertutup, air tersumbat, dan kampung kita tenggelam oleh masalah yang kita biarkan,”sebut dia.*