Pasar Daging Babi Vietnam Menderita Virus Demam Babi Dari Afrika

Pasar Daging Babi Vietnam Menderita Virus Demam Babi Dari Afrika

22 Februari 2020
Pasar Daging Babi Vietnam Menderita Virus Demam Babi Dari Afrika

Pasar Daging Babi Vietnam Menderita Virus Demam Babi Dari Afrika

RIAU1.COM - Pasokan daging babi domestik Vietnam dapat turun 20 hingga 35 persen tahun ini sebagai konsekuensi dari demam babi Afrika (ASF), lapor Kantor Berita Vietnam mengutip Institut Kebijakan dan Strategi untuk Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietna, Jumat 21 Februari 20202.

Dua skenario telah disajikan untuk menilai dampak demam terhadap persediaan daging babi domestik dan membahas solusi untuk memastikan pemuliaan berkelanjutan. Dengan demikian, pasokan daging babi dalam negeri akan menurun dari 3,9 juta ton per tahun menjadi 3,15 juta ton dalam skenario pertama dan 2,55 juta ton dalam skenario kedua.

Harga rata-rata untuk babi hidup tanpa ASF adalah 46.000 dong Vietnam (USD 2 atau sekitar Rp 30 ribu) per kg. Epidemi dapat meningkatkan masing-masing sebesar 22 persen dan 45,5 persen.

Negara itu harus mengimpor 7.100 ton daging babi dalam skenario pertama dan 8.900 ton dalam skenario kedua untuk mengkompensasi kekurangan domestik, menurut lembaga tersebut.

Prioritas harus diberikan untuk membantu daerah dan perusahaan dalam membangun rantai dan zona bebas penyakit, mendukung rumah tangga peternakan skala kecil untuk mengalihkan produksi pertanian mereka ke industri lain, dan mengembangkan peternakan unggas dan ternak yang aman dan higienis untuk memastikan pasokan daging dalam negeri, kantor berita mengutip lembaga itu dalam laporan itu.

ASF dimulai di Vietnam Februari lalu dan menyebar ke semua 63 provinsi dan kota, yang mengarah pada pemusnahan lebih dari 5,9 juta babi, terhitung sekitar 9 persen dari total ternak negara itu, menurut Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam.

 

 

 


R1/DEVI