
Ilustrasi/net
RIAU1.COM - Pada kuartal pertama (Q1) 2025, penjualan ponsel pintar di seluruh dunia hampir tidak mengalami pertumbuhan. Menurut laporan terbaru dari Canalys, total unit yang terjual hanya 296,9 juta, naik tipis 0,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pasar seperti China dan Amerika Serikat (AS) menunjukkan peningkatan, namun ini tertahan oleh perlambatan di India, Eropa, dan Timur Tengah. Di wilayah-wilayah ini, konsumen lebih berhati-hati dalam membeli ponsel.
"Permintaan di India, Amerika Latin, dan Timur Tengah mulai jenuh. Meskipun sebelumnya sempat tumbuh, kini orang-orang tampak enggan mengganti ponsel mereka," menurut data yang dikutip Rmol.id dari GSM Arena, Kamis 1 Mei 2025.
Sementara itu, pasar Eropa mengalami kelebihan stok setelah lonjakan pengiriman di tahun 2024. Ini terjadi karena produsen mempersiapkan diri menghadapi aturan baru dari Uni Eropa yang mewajibkan ponsel lebih ramah lingkungan, mudah diperbaiki, dan mendapat dukungan software lebih lama. Aturan ini mulai berlaku akhir 2025.
Afrika justru mengalami pertumbuhan berkat aktivitas penjualan yang agresif dan ekspansi dari berbagai merek. Perusahaan seperti vivo dan Honor mencatat pertumbuhan dua digit di pasar luar negeri, bahkan Honor mencapai rekor tertingginya.
Di Amerika Serikat, situasinya unik. Banyak produsen, termasuk Apple, mempercepat pengiriman ponsel sebelum tarif baru diberlakukan. Hal ini menyebabkan harga rata-rata naik, terutama karena tarif ini lebih memberatkan model ponsel murah. Konsumen dan produsen pun sama-sama kesulitan.
Dari sisi pangsa pasar, Samsung masih memimpin dengan 20 persen, disusul Apple 19 persen, terbantu oleh penimbunan stok pada bulan Maret. Xiaomi ada di posisi ketiga dengan 14 persen, lalu vivo dan Oppo melengkapi lima besar.*