Demonstran-Aparat Bentrok, Ini Kronologis Pemukulan Oleh Polisi versi Mahasiswa di Bogor

Demonstran-Aparat Bentrok, Ini Kronologis Pemukulan Oleh Polisi versi Mahasiswa di Bogor

21 September 2019
Ilustrasi Demonstran dan Aparat keamanan.

Ilustrasi Demonstran dan Aparat keamanan.

RIAU1.COM - Demonstran dan aparat bentrok di Bogor, saat unjuk rasa mahasiswa menolak Revisi UU KPK. 

Mahasiswa Universitas Pakuan, Raksa Nasution, membantah pihaknya berusaha menutup jalan tol dari Jakarta menuju Bogor, ke arah Terminal Baranangsiang dalam aksi unjuk rasa menolak pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berlangsung di sekitar Terminal Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat pada Jumat (20/9).

Menurutnya, long march atau iring-iringan mahasiswa dimulai pada pukul 13.30 WIB dari Universitas Pakuan ke Tugu Kujang Bogor. Orasi mahasiswa kemudian dimulai di Tugu Kujang pukul 15.00 WIB hingga sekitar pukul 15.50 WIB. Setelah itu, kelompok mahasiswa lalu mulai kembali ke kampus. 

 

Dalam perjalanan, mereka berhenti di lampu merah Terminal Baranangsiang untuk melakukan orasi singkat. 

Bentrokan antara mahasiswa dan polisi lalu terjadi setelah polisi mencoba membubarkan secara paksa mahasiswa yang tengah berorasi sekitar pukul 16.00 WIB di lokasi tersebut.

Ia menyatakan bahwa langkah polisi itu tidak sesuai dengan perjanjian awal yang mengizinkan unjuk rasa berlangsung hingga pukul 17.00 WIB.

"Enggak ada (coba tutup akses jalan tol)," kata Raksa kepada CNN Indonesia.com, Sabtu (21/9).


Dia melanjutkan aksi saling dorong antara mahasiswa dan polisi tidak terhindarkan setelah itu. Menurutnya, aksi semakin memanas saat polisi memukul salah seorang mahasiswa dengan pentungan secara tiba-tiba.

Raksa pun membantah bahwa mahasiswa mencoba memukul polisi dengan bambu yang dibawa. Menurutnya, bambu yang dipegang mahasiswa untuk mengibarkan bendera justru dirampas oleh aparat kepolisian.

"Kami enggak ada pukul pakai bambu, bendera kami (justru) diambil oleh mereka (polisi)," ucapnya.

Dia pun menyampaikan bahwa sebanyak delapan orang rekannya mengalami luka-luka akibat bentrokan tersebut.


Raksa menjelaskan delapan rekannya itu adalah Cahyo yang mengalami sakit di bagian badan, kaki, dan kepala; Wildan mengalami robek pada bagian kepala; Taufiq mengalami robek di kepala; Zayyanuliman mengalami robek di kepala; serta Roby Darwis mengalami lebam di pelipis.

Selanjutnya, Bob Ave mengalami bengkak dan luka di tangan sebelah kanan; Adit mengalami luka di bagian kuku hingga hampir lepas dan tulangnya bergeser; serta Hadi Abdul mengalami memar di lutut sehingga sulit berjalan sampai saat ini.

Para mahasiswa korban luka kini sedang dirawat di rumah sakit.


Sebelumnya, Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Bogor Komisaris Besar Hendri Fiuser mengatakan kericuhan muncul setelah mahasiswa membubarkan diri dan mencoba menutup akses jalan tol dari Jakarta menuju Bogor.

 

"Saat pulang kita kawal, nah di situ muncul masalah karena mahasiswa berusaha menutup jalan tol dari Jakarta menuju Bogor, ke arah Terminal Baranangsiang," kata Hendri kepada CNN Indonesia.com, Sabtu (21/9).

Dia menerangkan, jajarannya telah berulang kali mengingatkan mahasiswa agar tidak melakukan hal tersebut karena akan mengakibatkan arus lalu lintas dari Jakarta menuju Bogor mengalami kemacetan

R1/Hee