Gereja Katolik Selidiki Dua Orang Biarawati Hamil Saat Menjalankan Misi di Afrika

Gereja Katolik Selidiki Dua Orang Biarawati Hamil Saat Menjalankan Misi di Afrika

8 November 2019
Ilustrasi biarawati.

Ilustrasi biarawati.

RIAU1.COM -  Pengurus Gereja Katolik sedang menyelidiki dua orang biarawati yang hamil selama melakukan perjalanan misi mereka di Afrika. 

Fox News melaporkan, penyelidikan dilakukan karena mereka melanggar aturan kesucian yang ketat.

 

Dilansir The Independent, Kamis (7/11), dua biarawati asal Afrika dan berasal dari ordo yang berbeda di Sisilia, Italia, itu dilaporkan hamil saat menjalankan misi yang berbeda.

Biarawati pertama berusia 34 tahun dan berbasis di sebuah kapel di Militello Rosmarino, Messina mengetahui dirinya hamil saat melakukan pemeriksaan di rumah sakit setelah mengeluhkan sakit di bagian perut.
 

Sedangkan biarawati kedua yang berbasis di sebuah kapel di Ispica, Ragusa juga mengetahui dirinya hamil.

Ia dikenal sebagai biarawati senior yang merawat para lansia.

Gubernur Kota Militello Rosmarino, Salvatore Riotta, mengatakan ia mengetahui salah satu biarawati dengan baik dan menyesalkan bocornya pemberitaan tersebut.

"Ada penyesalan terhadap apa yang telah terjadi. Masyarakat kami yang terdiri dari 1.200 orang bingung dengan cara sebagian orang yang memperlakukan kabar itu sebagai rahasia, bukan sebagai sesuatu yang seharusnya ada," katanya, seperti dilansir CNN Indonesia, Jumat, 8 November 2019.



Ia menambahkan bahwa biarawati yang disukai semua orang itu telah mengambil sumpah kurang dari setahun yang lalu.


Anggota dewan kesehatan Sisilia, Ruggero Razza, menuturkan ia akan mengadakan investigasi internal untuk menemukan bagaimana kabar kehamilan itu bisa diketahui publik.

Ia juga mengungkapkan solidaritas kepada biarawati maupun ordo mereka.

"Saya harap dapat mengungkapkan solidaritas saya pertama-tama kepada semua biarawati dan kepada masing-masing ordo. Saya merasa hal ini tidak adil bahwa berita tersebut seharusnya tetap dalam privasi pejabat dewan kesehatan telah diketahui publik," ujar Razza dalam unggahan Facebook miliknya.

Surat kabar Gazetta del Sud kemudian melaporkan penyelidikan terhadap kasus itu akan membuat kedua perempuan dapat memilih untuk meninggalkan Ordo dan merawat anak mereka.

Biarawati berusia 34 tahun memilih untuk pindah ke ordo lain di Palermo dan biarawati senior itu memutuskan pulang ke Madagaskar.
 

Pada awal tahun ini, Paus Fransiskus mengakui untuk pertama kalinya bahwa Gereja Katolik sedang mengalami masalah yang berkelanjutan terkait pendeta dan uskup yang melakukan kekerasan seksual terhadap biarawati.

Untuk kasus ini, tidak ada informasi lebih lanjut mengenai adanya dugaan kedua biarawati itu mengalami kekerasan.

 

Ia kemudian menjelaskan bahwa ada beberapa biarawati yang dijadikan budak seks dan mengakui ada banyak solusi dan tindakan preventif yang seharusnya dilakukan.
 

"Ini benar, ada beberapa pendeta bahkan uskup yang melakukan hal ini. Saya pikir masalah ini masih terus berlanjut karena ada sesuatu yang tidak berhenti hanya karena Anda telah menyadari. Kami telah berupaya menyelesaikan untuk waktu yang lama. Kami telah memberhentikan beberapa pendeta karena ini," katanya kepada Associated Press saat ditemui di Vatikan pada Februari lalu. 

R1 Hee.