Wisatawan Batalkan Bulan Madu ke Kawasan Asia Akibat Virus Corona, Dialihkan ke Maladewa

Wisatawan Batalkan Bulan Madu ke Kawasan Asia Akibat Virus Corona, Dialihkan ke Maladewa

16 Februari 2020
Wisatawan memanfaatkan jasa penyewaan perahu tradisional di kawasan wisata Danau Gunung Tujuh. Foto: Antara.

Wisatawan memanfaatkan jasa penyewaan perahu tradisional di kawasan wisata Danau Gunung Tujuh. Foto: Antara.

RIAU1.COM -Mewabahnya virus corona berdampak besar terhadap pariwisata di kawasan Asia. Bahkan, gangguan ekonomi terhadap perjalanan wisata akibat wabah virus corona diperkirakan memiliki efek jangka panjang hingga 2021.

Dilansir dari Tempo.co, Minggu (16/2/2020), hampir 75 persen pelancong telah membatalkan keberangkatan mereka ke negara-negara di Asia Tenggara. Mereka membatalkan rencana perjalanan untuk bulan Februari dan Maret.

Berdasarkan data dari World Travel and Tourism Council, industri pariwisata untuk liburan dan perjalanan bisnis di seluruh benua Asia menyumbang hingga US$884 miliar terhadap PDB pada 2017, dengan proyeksi US$1 triliun pada 2018.

Jack Ezon, Pendiri dan Managing Partner Embark Beyond mengatakan, virus corona menyebabkan banyaknya wisatawan yang membatalkan perjalanan, tidak hanya ke China tetapi ke seluruh benua Asia. Jumlahnya terus bertambah setiap hari.

“Banyak di antara wisatawan yang menunda perjalanannya mengatakan bahwa mereka belum tahu akan pergi ke mana saat ini. Bahkan di dalam banyak kasus, mereka menuturkan baru akan memulai perjalanan kembali pada tahun depan,” ujarnya.

Meskipun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, menganggap Asia Tenggara memiliki risiko lebih rendah, satu tingkat untuk virus Corona. Namun, wisatawan yang was-was lebih memilih tak ke Asia Tenggara.

"Mereka khawatir berada di area dekat wabah atau takut terkendala saat membatalkan perjalanan jika hub lainnya ikut terinfeksi virus. Bahkan 100 persen perjalanan bulan madu yang dipesan agensi ke wilayah tersebut [Asean] telah dibatalkan, dan dipesan ulang untuk tujuan alternatif seperti Maladewa, Afrika Selatan, dan Australia,” tuturnya.

Sementara itu, Catherine Heald, pendiri dan CEO agen perjalanan Remote Lands yang berfokus pada Asia, mengatakan selain faktor virus corona, tidak sedikit wisatawan yang mempertimbangkan cuaca di kawasan Asia.

“Untuk perjalanan ke Asia Utara mungkin dapat dilakukan sepanjang tahun. Tetapi Asia Tenggara jauh lebih menantang karena musim hujan dan suhu yang sangat panas di sebagian besar wilayah itu,” tuturnya.