Proses evakuasi jenazah di Gaza setelah serangan Israel (Foto: Al-Jazeera)
RIAU1.COM - Israel menegaskan tetap berkomitmen pada gencatan senjata di Gaza meskipun telah melancarkan serangan udara besar-besaran yang menewaskan 104 orang setelah seorang tentaranya tewas.
Menurut Israel, tentara mereka tewas akibat serangan kelompok bersenjata di area yang disebut sebagai “garis kuning”, wilayah tempat pasukan Israel mundur sesuai perjanjian gencatan senjata.
Sebagai balasan, militer Israel meluncurkan serangan udara yang diklaim menargetkan puluhan anggota Hamas di berbagai wilayah Gaza. Target utama termasuk gudang senjata dan jaringan terowongan bawah tanah yang disebut digunakan oleh kelompok tersebut.
Militer Israel mengatakan, sedikitnya 24 target berhasil diserang, termasuk seorang komandan Hamas yang dituduh terlibat dalam serangan ke kibbutz di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, peristiwa yang memicu konflik berkepanjangan dua tahun terakhir.
Serangan pada Rabu disebut sebagai operasi terarah di sekitar Beit Lahia, Gaza utara, yang diklaim menjadi lokasi penyimpanan senjata Hamas. Pemerintah Israel menegaskan, tindakan ini dilakukan demi menjaga keamanan nasional tanpa melanggar perjanjian damai yang sudah disepakati.
“Kami ingin memastikan bahwa tujuan yang telah disetujui bersama Presiden Trump, yaitu melucuti senjata Hamas dan mendemiliterisasi Gaza, pada akhirnya tercapai,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat meninjau fasilitas militer di Israel selatan, dikutip Rmol dari Reuters, Kamis 30 Oktober 2025.
“Ada upaya nyata dalam kerja sama ini, dengan keamanan yang tetap berada di tangan kita sendiri,” tambahnya.*