Program BAAS di Gunung Sahilan, Ricana Hambali: Upaya Menuntaskan Stunting

Program BAAS di Gunung Sahilan, Ricana Hambali: Upaya Menuntaskan Stunting

17 Februari 2024
Peluncuran Program BAAS di Gunung Sahilan

Peluncuran Program BAAS di Gunung Sahilan

RIAU1.COM - Pj Ketua TP PKK Kabupaten Kampar, Ricana Djayanti Hambali meluncurkan program Intervensi Pemenuhan gizi oleh Bapak Asuh bagi Anak Stunting (BAAS) di Kecamatan Gunung Sahilan.

“Program ini merupakan upaya pemerintah Kabupaten Kampar guna menuntaskan kasus stunting di Kabupaten Kampar," kata Ricana di Aula KUD Setia Tani Gunung Sari Kecamatan Gunung Sahilan belum lama ini.

Ricana menegaskan, gerakan ini adalah upaya nyata yang dilaksanakan bersama-sama, sistematis, terkoordinir, terukur dan berkesinambungan untuk melakukan intervensi pemenuhan kebutuhan gizi terhadap anak asuh stunting dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kampar.

“Berdasarkan diseminasi hasil pemeriksaan, diketahui ada banyak kasus stunting ditemukan di Kabupaten Kampar, sehingga anak asuh yang menjadi fokus yakni anak stunting atau anak rawan stunting yang berasal dari keluarga tidak mampu," sebut dia.

Ricana memaparkan, kegiatan ini berdasarkan Perpres 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting dan Perka BKKBN No. 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting, salah satu tahap implementasinya adalah audit kasus stunting yang terdiri dari pengkajian awal kasus. 

"Audit kasus stunting merupakan upaya identifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis surveilans rutin atau sumber data lainnya. Khususnya, sebagai penapisan kasus-kasus yang sulit termasuk mengatasi masalah mendasar pada kelompok sasaran audit berisiko stunting, seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui atau nifas, dan baduta atau balita," papar dia.

Dijelaskan juga oleh Ricana bahwa nantinya akan diadakan audit kasus stunting yang bertujuan untuk menyampaikan dan menyebarluaskan informasi kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), stakeholder tentang kemungkinan penyebab dan potensi yang dapat menyebabkan terjadinya stunting pada anak. 

"Kemudian, digunakan untuk merumuskan rekomendasi tindak lanjut atau intervensi apa untuk pencegahan dan penanganan stunting ke depannya demi terwujudnya penurunan stunting yang signifikan," tuturnya lagi.*