Kehabisan Reagen, RS UNS Kebanjiran Spesimen Covid-19 Usai Sejumlah Lab Tutup

Kehabisan Reagen, RS UNS Kebanjiran Spesimen Covid-19 Usai Sejumlah Lab Tutup

4 Mei 2020
Ilustrasi pengujian sampel virus corona.

Ilustrasi pengujian sampel virus corona.

RIAU1.COM - Bisa gawat, jika Pemerintah tidak cepat mengatasi pasokan reagen untuk tes PCR.

Pasalnya,  Laboratorium Rumah Sakit UNS, Surakarta, kebanjiran spesimen Covid-19. Akibatnya, antrean tes diagnostik infeksi virus corona  (SARS-CoV-2) di laboratorium itu melebihi kapasitas olah hariannya.
 
Sampel tes swab mulai membanjiri laboratorium milik Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surakarta  itu, sejak sejumlah laboratorium pemeriksaan Covid-19 menghentikan sementara pengujian spesimen karena kehabisan reagen.

Juru Bicara RS UNS, Tonang Dwi Ardyanto mengatakan kendala pengujian sempat terjadi karena stok reagen di laboratorium habis.
 

Apalagi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor Dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga kini dihentikan sementara dari pengujian Covid-19 karena stok reagen kosong.


"Kami memang menerima limpahan dari Salatiga sejak beberapa hari yang lalu," katanya saat dihubungi Minggu (3/5), seperti dilansir CNN Indonesia. 

Awalnya, RS UNS hanya menguji sampel dari daerah Surakarta, Sukoharjo, Sragen, Karanganyar, Wonogiri, Klaten, dan Boyolali.

Namun, sejak B2P2VRP Salatiga berhenti sementara, RS UNS juga menerima sampel dari Cepu, Blora, Pekalongan, Tegal, Semarang, dan sebagian Yogyakarta. Daerah-daerah itu sebelumnya mengirim sampel ke B2P2VRP Salatiga.

"Alhamdulillah sudah ada bantuan reagen dari Provinsi Jawa Tengah. Itu kami perkirakan cukup untuk menguji 3 ribu sampel," katanya.
 

Menurut Tonang, reagen yang didapat dari Pemprov Jateng tiga kali lebih efisien dari reagen yang digunakan sebelumnya.

Jika reagen lama memerlukan tiga tabung untuk menguji satu sampel, reagen bantuan Provinsi hanya membutuhkan satu tabung saja. Bantuan ini secara tidak langsung dapat meningkatkan kapasitas Laboratorium RS UNS hingga tiga kali lipat.

"Kalau dihitung, dulu kita sehari cuma bisa 50 sampel, sekarang bisa 150 sampel," katanya.

Laboratorium RS UNS telah menyelesaikan 1.056 dari 1.245 sampel yang diterima per Sabtu (2/5) sore. Tersisa 189 sampel yang masih harus diuji. Dengan kapasitas laboratorium saat ini, sedikitnya ada 39 sampel yang harus menunggu giliran uji keesokan harinya.

"Menurut saya masih belum terlalu berat. Ritmenya masih bisa kita jaga," katanya.
 

Ia berharap Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah segera menambah jumlah laboratorium Covid-19 untuk mengantisipasi potensi lonjakan pasien.

Beberapa laboratorium yang diusulkan di antaranya RS Undip, RS Kariadi, RSUD Semarang, Cilacap, dan RSUD dr Moewardi Surakarta.

Selain itu, Tonang juga mendorong Dinkes Provinsi Jateng untuk segera melakukan regionalisasi laboratorium tersebut.
 
"Semoga nanti bisa segera dilakukan perubahan regionalisasi sehingga kita bisa jelas dapat mana sehingga kita bisa kembali ke ritme yang lebih normal," katanya.

"Saat ini kami masih bisa bertahan dengan kondisi ini tetapi tentu ini tidak bisa terlalu lama biar tidak menumpuk," katanya.

R1 Hee.