Ini Kata Babe Haikal Soal Dana Umat yang Gagal Berangkat Haji Tahun Ini

Ini Kata Babe Haikal Soal Dana Umat yang Gagal Berangkat Haji Tahun Ini

5 Juni 2020
Pertemuan Babe Haikal dengan Kepala BPKH Anggito Abimanyu (Foto: Istimewa/internet)

Pertemuan Babe Haikal dengan Kepala BPKH Anggito Abimanyu (Foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Ustadz Haikal Hassan atau yang akrab disapa Babe Haikal Hassan meminta kejelasan penggunaan dana haji umat tahun ini yang dipastikan gagal berangkat akibat pandemi Covid-19 kepada Kepala Badan Pelaksana Badan Pengelola Dana Haji (BPKH) Anggito Abimanyu.

Upaya ini menurut Babe merupakan langkah klarifikasi ditengah kabar hoaks yang beredar di masyarakat dilakukannya di sebuah Caffee dan disiarkannya melalui akun Instagramnya @haikalhasan_quote, Kamis, 4 Juni 2020.

" Hari ini ramai bangat orang bertanya bahkan membuat grup khusus menyoal dana haji yang lagi-lagi dipakai. Apa lagi yang berangkat haji batal kemaren itu kan dananya gede malah dipakai lagi. Saya bilang, ini yang harus menjelaskannya adalah orang yang kridibilitas. Makanya kita bertemu ini sekarang," sebutnya kepada Anggito Abimanyu.

Dalam video berdurasi 9 menit itu, Babe yang sebenarnya sudah mengetahui bahwa dana haji hanya digunakan untuk pengembangan melalui investasi syariah dan bukan untuk infrastruktur apa lagi digunakan untuk memperkuat rupiah mendapatkan kejelasan yang sama dari Kepala BPKH ini. 

" Sebenarnya tidak ada yang berbeda tahun ini dengan tahun sebelumnya (penggunaan dana umat). Bahwa kami diberikan izin untuk mengembangkan dana hanya melalui investasi syariah," jelas Anggito Abimanyu.

Loading...

Hasil pengembangan investasi ini akan dikembalikan lagi ke masyarakat berupa subsidi bagi mereka yang menunaikan ibadah haji.

" Jadi yang sebenarnya biaya berangkat haji itu antara Rp.66-Rp.74 juta. Tapi jamaah kan hanya bayar setengahnya, sisanya dari pengembangan yang tadi dan subsidi dari pemerintah," imbuhnya.

" Jadi Be, uang yang disetor jamaah itu ada yang berbentuk valas dan ada yang rupiah. Pada jamaah yang mau berangkat uangnya kan mesti dalam bentuk valas (syarat). Biasanya kita tukar sampai Rp.10 triliun atau 600 juta USD. Tahun ini juga sama, sudah kita beli dan sudah siap. Eh ternyata tahun ini gak jadi berangkat. Agar uang ini lebih optimal kita pindahkan lagi dalam bentuk rupiah untuk di depositokan. Udah, cuman sampai di situ. Jadi  bisa ditanyakan ke BPK atau OJK apakah dana haji digunakan ke infrastruktur, jawabannya pasti Rp.0. Dan tidak ada dana haji hilang untuk memperkuat rupiah," tegas Anggito kembali.