Ketika Pemerintah Pernah Mengandalkan Jasa Preman Dalam Perang Revolusi di Medan

Ilustrasi (Foto: Istimewa/internet)
RIAU1.COM - Kacau dan rawan tergambar saat Kota Medan, Sumatera Utara tengah menghadapi perang revolusi. Pencurian, dan perampokan merajalela. Sementara koordinasi pemerintah pusat dengan daerah masih kacau.
Membuat para anggota Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo) Medan yang dipimpin oleh Sarwono Sastro Sutardjo terpanggil dikutip dari historia.id, Kamis, 10 Desember 2020.
Mereka memanfaatkan kehadiran tukang palak dan preman untuk menghadapi era revolusi.
Yang paling dikenal dengan memanfaatkan jasa residivis paling menakutkan, Amat Boyan.
Dia adalah kriminal kelas kakap yang sukses kabur dari panjara. Basisnya diketahui berada di Tembung, sebelah Tenggara Kota Medan.
Tak hanya Amat Boyan, Pesindo juga menggunakan jasa mantan petinju bertubuh besar, tegap, dan kekar, Sibarani.
Tugasnya mengumpulkan semua pencopet, penggarong, dan para residivis lainnya di kota Medan, termasuk Amat Boyan.
Pertemuan antara Amat Boyan dan Sibarani juga cukup unik. Diawali dengan adu jotos lantaran Amat Boyan diawal-awal tak bersedia bergabung menghadapi perang revolusi.
Setelah adu jotos berakhir dan dimenangkan oleh Sibarani, Amat Boyan dijadikan sebagai salah satu penggerak perang revolusi.