Keras, Mardianto Manan Kritik Pernyataan Firdaus yang Menyalahkan Herman Abdullah soal Banjir di Pekanbaru

Keras, Mardianto Manan Kritik Pernyataan Firdaus yang Menyalahkan Herman Abdullah soal Banjir di Pekanbaru

26 April 2021
Mardianto Manan

Mardianto Manan

RIAU1.COM -Anggota DPRD Riau Mardianto Manan mengkritik penyataan walikota Pekanbaru Firdaus yang menyalahkan Pemerintah masa lalu (Herman Abdullah.red) yang tak bisa menangani banjir sehingga dampak ini terus berlanjut sampai sekarang.

Menurutnya Mardianto apa yang disangkakan Firdaus hanya sebagai alibi karna tidak bisa menyelesaikan masalah banjir.

Dikatakan Mardianto jika seorang walikota Pekanbaru berbicara dengan menyalakan Pemerintah masa lalu persoalan banjir tak akan selesai-selesai. 

"Cobalah tiru gaya dan cara pemimpin Anies Baswedan tak ada menyalahkan pemimpin sebelumnya. Dia bekerja dan berbuat dengan konsep masa dia, tanpa salahkan Ahok masa lalu. Ini baru visioner namanya,"katanya. Senin 26 April 2021.

"Dan lagi walikota Firdaus sendiri juga dibayar mahal oleh rakyat untuk menyelesaikan banjir ini,"tambahnya.

Mardianto juga mempertanyakan keanehan langkah sang walikota yang mau habis masa jabatan ujuk-ujuk menyalahkan masalah banjir dampak dari pemerintah masa lalu.

"Anehnya baru sekarang alias setelah mau habis masa jabatannya. Dan warga sudah berulang kali dapat musibah banjir. Bahkan ada ibu hamil yang meninggal setahun nan lalu. Baru sada keluar statement bahwa banjir ini karna keselahan masa lalu. Dan lantas pak wali memerintahkan ke para stafnya agar lebih selektif lagi kedepan perihal perizinan. Jadi hampir sepuluh tahun anda kemana bung walikota, kok baru sekarang siuman dari tidur panjangnya banjir,"sindirnya.

Menyingung soal kepemimpinan visioner yang digaungkan oleh Firdaus, menurut politisi PAN ini, bukan visioner tapi pemimpin visi one bin sentimentil, alias mengeluh pada masa lalu kota ini. Begitu juga smart city dengan digembor-gemborkan bermotto "sang visioner". 

Mardianto juga mengungkit-ungkit Firdaus yang dipilih banyak orang yang diharapkan bisa menertibkan kota lantaran mantan Kadis PU, serta mantan walilota satu periode sebelumnya, mantan mahasiswa S3 alias doktor dan mantan kepala BPBD (kebencanaan) provinsi tapi nyatanya amburadul.

"Jadi berhentilah buat statement nyeleneh seperti itu. Jadi malu kami yang juga orang teknik ini dibuatnya. Sekarang akui saja bahwa 'saya minta maaf' telah gagal memperbaiki kota ini menuju yang lebih baik dan angkat bendera putih,"tutupnya.