Cahaya Api dari Tanah Bertuah, Cerita Warga di Balik Jaringan Gas Pekanbaru
Ayuni, warga Jalan Hang Lekir, menunjukkan meteran jaringan gas di samping rumahnya, Minggu (26/10/2025). Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Pagi itu, di dapur sederhana rumahnya di Jalan Hang Lekir, Kelurahan Sukamulia, Kecamatan Sail, aroma tumisan bawang merah perlahan menyebar. Ayuni (30) menyalakan kompor seperti biasa. Tetapi bukan dengan gas elpiji.
Sumber apinya berasal dari pipa logam kecil yang menyalurkan gas langsung dari bawah tanah yaitu jaringan gas (jargas) rumah tangga.
“Tagihannya cuma dua puluh lima ribu sebulan. Api jargas ini stabil, sama aja kayak gas elpiji. Bedanya, ya kadang kalau mati, satu rumah bisa ikut mati semua. Kayak listrik atau PDAM gitu,” tutur Ayuni sambil tersenyum kecil.
Sudah hampir sepuluh tahun Ayuni dan keluarganya menikmati manfaat jargas. Ia masih ingat bagaimana dulu mendaftar, sekitar tahun 2015.
“Gratis waktu itu, dari pemerintah. Terbantu banget. Sekarang tak pernah beli tabung gas elpiji lagi,” katanya.
Meski sesekali aliran gas berhenti tanpa pemberitahuan, Ayuni tidak mengeluh. Biasanya, aliran gas mati cuma sebentar
"Paling lama dua belas jam. Jadi, kami bersyukur. Tidak ribet lagi beli gas dan tidak takut harga gas elpiji naik," ucapnya.
Langkah Kecil
Cerita Ayuni adalah satu dari ribuan kisah warga Pekanbaru yang kini merasakan manfaat nyata dari program jargas rumah tangga.
Di balik nyala api kecil di dapur-dapur warga itu, tersimpan visi besar Pemerintah Kota Pekanbaru yaitu mewujudkan kota energi bersih dan berkelanjutan. Program jargas ini merupakan bagian dari program nasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Tidak semua daerah mendapat kesempatan ini. Hanya 23 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Pekanbaru menjadi salah satunya.
Melalui upaya panjang dan lobi yang intensif, Pemko Pekanbaru berhasil membawa proyek ini ke Kota Bertuah. Tahun 2015 menjadi awal langkah besar dengan pembangunan ribuan sambungan rumah di Kecamatan Limapuluh.
Lalu, berlanjut ke Kecamatan Sail, Pekanbaru Kota, Senapelan, Sukajadi, dan Marpoyan Damai. Hingga tahun 2020, tercatat sudah 12.183 sambungan rumah yang aktif digunakan warga.
Bukan Demi Keuntungan
Di balik keberhasilan itu, ada tangan-tangan pekerja lapangan dan lembaga daerah yang bekerja tanpa henti. Salah satunya adalah PT Sarana Pembangunan Energi Madani (SPEM), badan usaha milik daerah (BUMD) Pemko Pekanbaru yang ditugaskan mengelola dan mendistribusikan gas bumi.
Direktur PT Sarana Pembangunan Pekanbaru (SPP) Imam Zamroni yang baru dilantik pertengahan tahun ini, menegaskan bahwa proyek ini bukan semata bisnis. PT SPEM mengerjakan proyek jargas rumah tangga ini karena kaitannya dengan pelayanan publik.
"Orientasinya bukan profit. Tapi, keberlanjutan layanan untuk masyarakat,” ujarnya.
Pendapatan dari operasional jargas sebagian besar digunakan untuk membayar karyawan. Supaya, para karyawan PT SPEM menjaga agar sistem tetap berjalan lancar.
“Yang terpenting, warga bisa terus menikmati layanan energi bersih ini,” ucap Imam.
Energi Bersih
Program jargas tahap awal diberikan secara gratis bagi warga penerima manfaat. Setelah masa program nasional berakhir, pemasangan baru akan dikenakan biaya sebagaimana instalasi listrik PLN.
Namun bagi warga yang sudah terdaftar sejak awal, semua pipa dan peralatan disediakan pemerintah.
“Pemasangan pipa jargas gratis hanya untuk yang sudah terdaftar sejak awal. Setelah itu, pemerintah akan melakukan survei ulang,” jelas Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari Kementerian ESDM Husaini saat sosialisasi publik di SKA Co Ex Pekanbaru.
Bagi warga yang belum terdaftar, masih ada peluang. Tapi, pendaftaran harus melalui PT SPEM.
"Kalau tidak terdaftar, gas tidak bisa dialirkan,” tegasnya.
Menyongsong Masa Depan
Kini, perjalanan belum berhenti. Pemerintah pusat bersama Pemko Pekanbaru merancang pembangunan lebih dari 206.000 sambungan rumah tambahan di 11 kecamatan dan 48 kelurahan. Proyek besar ini diharapkan menjangkau hingga 70 persen kepala keluarga di kota ini.
Dengan potensi konsumsi mencapai 3,1 juta kaki kubik per hari (MMscfd) dan proyeksi naik hingga 4,1 MMscfd pada 2050. Pekanbaru berpotensi menjadi salah satu kota dengan tingkat pemanfaatan gas bumi tertinggi di Sumatera.
Kota yang Peduli
Program jargas bukan sekadar soal pipa dan gas. Ia adalah simbol perubahan tentang bagaimana pemerintah hadir dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Program ini juga tentang kenyamanan di dapur-dapur kecil seperti milik Ayuni.
Pemerintah Kota Pekanbaru berkomitmen agar semua kecamatan dapat menikmati jaringan gas yang ramah lingkungan dan efisien. Setiap nyala api di kompor warga kini menjadi bukti nyata.
Pekanbaru sedang melangkah menuju masa depan sebagai kota energi bersih. Dimana, energi bukan lagi sekadar kebutuhan, tetapi hak dasar yang dinikmati bersama.