Honor 350 Personel Satlinmas Dibayar Lunas Pemko Pekanbaru

Honor 350 Personel Satlinmas Dibayar Lunas Pemko Pekanbaru

9 Mei 2024
Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun menyerahkan honor petugas Satlinmas, Kamis (9/5/2024). Foto: Istimewa.

Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun menyerahkan honor petugas Satlinmas, Kamis (9/5/2024). Foto: Istimewa.

RIAU1.COM -Sebanyak 350 personel Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) telah dibayar lunas oleh Pemko Pekanbaru. Honor ini dibayar atas pengamanan Tempat Pemungutan Suara (TPS) saat Pemilu pada 14 Februari 2024.

"Saya membuka acara pembekalan oleh Satpol PP kepada Satlinmas. Momen ini juga dimanfaatkan untuk pembayaran honor Satlinmas," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun usai acara pembekalan Satlinmas di rumah dinas, Kamis (9/5/2024).

Pembayaran honor agak terlambat akibat kondisi keuangan. Hari ini, honor Satlinmas bisa dituntaskan. Total Satlinmas sebanyak 530 orang. 

"Saya ucapkan terima kasih kepada para anggota Satpol PP dan Satlinmas yang telah bersiap dengan penuh semangat dalam melaksanakan tugas menjaga keamanan dan ketertiban selama proses pemilihan umum pada 14 Februari 2024," ujar Muflihun. 

Selanjutnya, Pekanbaru akan memasuki tahap Pemilihan Kepala daerah (Pilkada) pada bulan November. Untuk itu, masyarakat diimbau bersatu, merapatkan barisan, dan saling dukung untuk memilih pemimpin yang bisa menjamin program-program pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini. 

"Tentunya, peran aktif Satlinmas sebagai ujung tombak pengamanan di setiap TPS tidak dapat kita kesampingkan. Satpol PP dan Satlinmas merupakan bagian terintegrasi dari aparat keamanan lainnya," ungkap Muflihun. 

Sehingga, kedua lembaga aparatur keamanan ini memiliki peran penting dalam mengawal keberlangsungan demokrasi melalui pengamanan dan penertiban dalam. proses Pilkada 2024. Diharapkan, Satlinmas tidak hanya terpaku pada trantibum di tengah masyarakat. 

"Tapi, Satlinmas juga dapat menjalankan fungsi pembinaan kepada masyarakat terkait isu-isu yang mungkin berpotensi menciptakan konflik. Hal ini mengingat begitu banyak dan cepatnya informasi yang dapat diakses oleh publik tentu rawan terciptanya hoaks," sebut Muflihun.