Oplet Listrik, Babak Baru Transportasi Ramah Lingkungan di Pekanbaru

28 Oktober 2025
Para pelajar SMP Negeri 42, Kecamatan Tuah Madani, menumpangi oplet listrik untuk pertama kalinya pada awal Desember 2024. Foto: Surya/Riau1.

Para pelajar SMP Negeri 42, Kecamatan Tuah Madani, menumpangi oplet listrik untuk pertama kalinya pada awal Desember 2024. Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Di tengah hiruk-pikuk lalu lintas Kota Pekanbaru yang kian padat, suara mesin kendaraan listrik pelan-pelan mulai terdengar. Tidak lagi berisik, tidak lagi berasap.

Sebuah revolusi kecil sedang berjalan. Kali ini, Pekanbaru menjadi salah satu pelopornya.

Langkah besar itu diwujudkan melalui peluncuran oplet listrik. Sebuah angkutan umum modern berbasis energi bersih. Kehadiran oplet listrik menjadi simbol perubahan. Dari moda transportasi konvensional berbahan bakar minyak menuju sistem mobilitas perkotaan yang ramah lingkungan, efisien, dan berkelanjutan.

Perubahan Besar
Peluncuran uji coba oplet listrik dilakukan di halaman SMP Negeri 42, Kecamatan Tuah Madani, pada awal Desember 2024. Empat unit kendaraan listrik resmi diperkenalkan kepada masyarakat, beroperasi di rute Jalan Purwodadi dan Cipta Karya.

Selama dua bulan pertama, warga dapat menikmati layanan ini secara gratis. Program ini bukan sekadar uji coba teknis. Melainkan, program ini juga uji kesadaran masyarakat terhadap pentingnya beralih ke transportasi hijau.

“Uji coba ini bukan hanya menghadirkan kendaraan baru, tetapi juga kebiasaan baru. Kami ingin masyarakat lebih disiplin, nyaman, dan terbiasa menggunakan transportasi umum,” kata Yuliarso yang menjabat Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekanbaru saat itu.

Sentuhan Teknologi
Oplet listrik tidak lagi menunggu penumpang hingga penuh. Setiap armada berangkat sesuai jadwal yang telah diatur dengan ketat.

Oplet listrik hanya "ngetem" setiap lima menit sekali dari satu halte ke halte berikutnya. Semua terukur dan berbasis sistem.

Di dalam oplet listrik tersedia kamera pengawas (CCTV) untuk keamanan, pembayaran non-tunai (e-payment), dan GPS yang memungkinkan pemantauan posisi secara real time. Dengan sistem digital ini, Dishub dapat menghitung jumlah penumpang harian hingga tahunan untuk evaluasi kebijakan.

“Semuanya serba terukur. Kami ingin mengubah cara pandang masyarakat terhadap transportasi umum sekarang yang lebih modern dan lebih efisien,” jelas Yuliarso.

Akses Lebih Dekat
Program transportasi feeder atau penghubung ini menjadi bagian penting dalam ekosistem bus Trans Metro Pekanbaru (TMP). Kendaraan listrik berukuran kecil ini menjangkau permukiman padat dan membawa penumpang ke halte utama bus TMP.

Kini, warga Jalan Tuah Karya, Purwodadi, dan Cipta Karya dapat dengan mudah mencapai halte tanpa harus berjalan jauh atau menggunakan kendaraan pribadi. Selama tiga bulan pertama, layanan ini digratiskan oleh Kalista Group, mitra swasta yang bekerja sama dengan Pemko Pekanbaru.

“Kami ingin melihat sejauh mana antusiasme masyarakat. Kalau responnya positif, tentu layanan ini akan diperluas,” kata Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Dishub Pekanbaru Khairunnas.

Bus Listrik
Transformasi tidak berhenti di oplet listrik. Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho menegaskan bahwa pemko tengah menyiapkan peralihan armada Bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) menjadi bus berbasis listrik.

Nantinya, setiap bus akan dilengkapi GPS. Aplikasi pelacakan bus listrik memudahkan calon penumpang mengetahui posisi dan jadwal keberangkatan. Dengan sistem ini, masyarakat tak perlu lagi menunggu lama di halte.

“Biaya operasional bus TMP mencapai Rp33 miliar per tahun. Dengan bus listrik, kami optimistis biaya harian dan perawatan bisa ditekan, sekaligus lebih ramah lingkungan,” harap Agung.

SPKLU
Pemko Pekanbaru juga menggandeng PT PLN (Persero) dalam memperluas jaringan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di berbagai titik strategis. Saat ini, telah tersedia 12 unit SPKLU di Pekanbaru. Sedangoan36 unit berada wilayah di Riau lainnya.

“PLN sudah berperan besar dalam menyediakan infrastruktur listrik. Ke depan, kami berharap penambahan SPKLU bisa mempercepat transisi kendaraan listrik,” ucap Agung.

Langkah ini didukung data. Sebanyak 273 kendaraan listrik beroperasi di Pekanbaru saat ini. Pertumbuhan kendaraan listrik mencapai 150 persen dalam setahun terakhir.

Dampak Ekonomi
Selain ramah lingkungan, kendaraan listrik juga membawa dampak ekonomi. Penggunaan transportasi umum dapat membantu rumah tangga menghemat pengeluaran.

Satu keluarga bisa menghabiskan banyak biaya setiap hari untuk transportasi. Dengan oplet listrik dan bus TMP, pengeluaran bisa ditekan hingga 30 persen

Pemko Pekanbaru juga menyoroti gaya hidup pelajar yang cenderung membawa kendaraan pribadi ke sekolah. Diharapkan, transportasi publik modern dapat mengubah pola pikir tersebut.

Di negara maju, transportasi umum justru menjadi pilihan utama. Pemko Pekanbaru ingin ke arah itu.

Kota Hijau
Pekanbaru sedang menapaki jalan menuju Green City yakni kota hijau yang mengutamakan efisiensi energi, mobilitas cerdas, dan lingkungan bersih. Program oplet listrik menjadi pijakan penting dalam perjalanan panjang menuju masa depan itu.

“Ini bukan hanya soal teknologi, tapi soal kebersamaan. Kota yang maju dibangun oleh warganya yang mau berubah," sebut Agung.

Simbol Perubahan
Oplet listrik Pekanbaru bukan sekadar kendaraan. Ia adalah simbol perubahan, tentang bagaimana kota beradaptasi dengan zaman, menekan polusi, menghemat energi, dan memperbaiki kualitas hidup warganya.

Dari Tuah Madani hingga Cipta Karya, dari halte kecil hingga bus besar, Pekanbaru sedang menulis kisah barunya. Kisah kota yang bergerak maju dengan energi bersih dan harapan baru.