Oplet Listrik Pekanbaru, Ketika Transportasi Bersih Mulai Mengubah Kebiasaan Warga
Oplet listrik saat pertama kali diluncurkan Pemko Pekanbaru di SMP Negeri 42 pada 5 Desember 2024. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Di tengah riuh rendah aktivitas pagi di Kota Pekanbaru, sebuah suara baru pelan-pelan hadir di antara bising mesin kendaraan. Bukan deru knalpot, bukan pula getaran bensin yang terbakar.
Melainkan, itu suara dengung halus dari motor listrik. Dari kejauhan, sebuah oplet putih beraksen hijau berhenti di depan gerbang sekolah. Tulisan “Uji Coba Angkot Listrik-100% Electric” terpampang jelas di bagian depan kendaraan itu.
Para siswa berseragam hijau-putih mendekat dengan penuh rasa penasaran. Ada yang menengok ke dalam kabin, ada yang berbaris rapi menunggu giliran, dan ada yang saling berbisik mengenai pengalaman pertama mereka menaiki oplet listrik.
Senyum-senyum kecil terlihat di wajah beberapa dari mereka. Seolah, mereka tahu bahwa pagi itu bukan sekadar perjalanan ke kelas. Tapi, langkah kecil menuju masa depan transportasi yang lebih bersih.
Transportasi Baru
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Trans Metro Pekanbaru Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekanbaru Sarwono di area parkir Pasar Buah, Minggu (30/11/2025), menjelaskan, sudah ada 6 unit oplet listrik yang beroperasi di dua trayek utama saat ini. Dua trayek itu antara lain, Jalan Suka Karya-Jalan Soebrantas dan Jalan Uka-Jalan Soebrantas.
Masing-masing trayek dilayani tiga unit oplet listrik, beroperasi mulai pukul 06.00 hingga 19.00 WIB. Untuk mendukung operasionalnya, dua titik pengisian daya, yang dikelola pihak swasta, telah tersedia. Dua titik pengisian daya itu terdapat di Jalan Garuda Sakti dan Simpang Perumahan Damai Langgeng.
“Pengisian dayanya cepat. Kalau fast charging, tidak sampai satu jam sudah penuh 100 persen,” jelas Sarwono.
Dengan pengelolaan oleh pihak swasta, oplet listrik bisa beroperasi tanpa membebani anggaran Pemko Pekanbaru. Apalagi, pembangunan infrastruktur charger cukup mahal.
Pelajar Gratis
Selama masa uji coba, oplet listrik digratiskan. Tidak heran, ratusan warga memanfaatkannya setiap hari. Namun yang paling dominan adalah para pelajar, SD maupun SMP, yang tinggal di sekitar trayek.
“Kalau dari sisi harga, tentu warga pilih oplet listrik. Gratis. Anak sekolah juga gratis naik oplet maupun bus Trans Metro Pekanbaru (TMP),” ujar Sarwono.
Kebijakan ini menjadi bagian dari program transportasi ramah pelajar yang dicanangkan Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho. Dengan fasilitas yang semakin baik dan armada yang terjadwal, tingkat keterisian oplet kini mulai stabil. Tantangan selanjutnya adalah meningkatkan manajemen, terutama soal headway atau waktu tunggu yang harus semakin teratur.
“Waktu tunggu itu yang paling penting. Itu arahan langsung dari wali kota,” tegas Sarwono.
Tak Bising
Pengalaman naik oplet listrik benar-benar berbeda. Tidak ada suara bising.
Tidak ada bau asap knalpot. AC bekerja lembut. Sementara, layar digital di dalam kabin menampilkan informasi rute dan jadwal keberangkatan.
Di dekat pintu, panel pembayaran non-tunai siap digunakan. Walaupun, tarifnya masih Rp0 sebagai bagian dari uji coba.
Beberapa warga dewasa ikut mencoba layanan ini. Ada yang memfoto kendaraan, ada yang bertanya soal jarak tempuh, ada pula yang sekadar mengangguk puas melihat bagaimana kendaraan ini berjalan hampir tanpa suara.
Revolusi Kecil
Peluncuran uji coba oplet listrik dimulai dari halaman SMP Negeri 42 Kecamatan Tuah Madani, akhir 2024 lalu. Saat itu, empat unit kendaraan diperkenalkan di rute Jalan Purwodadi dan Cipta Karya. Sejak hari pertama, antusiasme warga langsung terasa.
Program feeder (sebagai penghubung antara perumahan padat dengan halte bus TMP) menjadi fondasi penting dalam ekosistem mobilitas baru Pekanbaru. Yuliarso, Kepala Dishub kala itu, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar uji kendaraan. Melainkan, program ini uji perubahan perilaku.
“Oplet ini tidak menunggu penumpang penuh. Ia ‘ngetem’ setiap lima menit. Semua serba terjadwal dan terukur,” ujarnya.
Dengan CCTV, mesin pembayaran e-money, dan GPS, oplet listrik menjadi gambaran transportasi publik modern yang terintegrasi.
Bus Listrik
Perubahan tidak berhenti di feeder. Wali Kota Agung Nugroho menyiapkan rencana besar yaitu konversi armada Bus TMP ke energi listrik sepenuhnya. Dengan biaya operasional TMP yang mencapai Rp33 miliar per tahun, peralihan ke listrik diyakini dapat menekan pengeluaran sekaligus meningkatkan kualitas udara di Pekanbaru.
“Aplikasi pelacakan bus listrik sedang disiapkan. Agar, penumpang bisa tahu posisi bus dan tidak menunggu lama,” ungkapnya
Infrastruktur Diperkuat
Pemko Pekanbaru berkolaborasi dengan PLN dalam memperluas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Saat ini, ada 12 unit SPKLU sudah beroperasi di Pekanbaru. Sebanyak 36 unit lainnya tersebar di berbagai kota di Riau
Pertumbuhan kendaraan listrik di Pekanbaru pun meningkat drastis. Kini, 273 unit kendaraan listrik tercatat beroperasi, dengan pertumbuhan mencapai 150 persen dalam setahun terakhir.
Mengubah Gaya Hidup
Selain mengurangi polusi, transportasi listrik membantu keluarga menghemat hingga 30 persen biaya harian. Pelajar yang sebelumnya membawa motor ke sekolah, kini mulai beralih ke fasilitas publik yang lebih aman dan terjangkau.
Di negara maju, transportasi umum adalah pilihan utama. Pekanbaru sedang menapaki jalan ke arah itu.
Banyak Harapan
Oplet listrik bukan hanya kendaraan. Ia adalah simbol perubahan.
Simbol keberanian sebuah kota untuk bergerak dari masa lalu menuju masa depan yang lebih bersih, lebih senyap, dan lebih manusiawi. Dari Tuah Madani hingga Jalan Soebrantas, dari halte kecil hingga terminal besar, Pekanbaru sedang menulis babak baru peradaban kotanya.
Bab tentang energi bersih. Bab tentang mobilitas modern. Bab tentang harapan baru.
Semua itu, dimulai dari sebuah oplet putih yang berhenti perlahan di depan sekolah. Oplet yang menjemput anak-anak menuju masa depan yang lebih terang.