Kursi Sunat Rasul Dari Kampar, Satu-Satunya Koleksi Kepunyaan Museum Sang Nila Utama

4 September 2019
Bimbingan Edukasi Museum Sang Nila Utama Pekanbaru, Wulan (Foto: Zar/Riau1.com)

Bimbingan Edukasi Museum Sang Nila Utama Pekanbaru, Wulan (Foto: Zar/Riau1.com)

RIAU1.COM - Khitan atau sunat pada masa 100 tahun lalu dijadikan upacara yang cukup sakral bagi masyarakat bermukim di Kabupaten Kampar.


Dibuktikan dengan koleksi yang hanya ada satu dimiliki oleh Museum Sang Nila Utama Pekanbaru. Koleksi itu mereka sebut dengan Kursi Sunat Rasul. Seperti yang diutarakan oleh Bimbingan Edukasi Museum Sang Nila Utama Pekanbaru, Wulan, Rabu, 4 September 2019 saat hari terakhir Riau Expo 2019.

Seperti namanya, kursi ini diperuntukkan bagi anak-anak berusia dibawah 10 tahun yang akan melakukan khitan.

"Sebelum disunat, anak-anak diarak terlebih dahulu, direndam dalam sungai lalu di dudukkan diatas kursi ini. Diperkirakan kursi ini ditempatkan di rumah pemuka adat. Bergantian dipergunakan oleh masyarakat," imbuhnya.

Alat khitan nya saat itu juga masih sangat tradisional. Menggunakan bilah bambu tanpa bius. Tidak seperti saat ini yang menggunakan laser.

Agar kursi tetap terjaga, perawatan berkala selalu mereka lakukan. Seperti di pernis, cat dan diperbaiki.

Saat dipamerkan di lokasi Riau Expo, kursi yang berukuran 100 centimeter x 30 sentimeter ini berwarna hitam. Beberapa bagian ukirannya ada yang lepas dan patah.