Mimpi Anak Sakai, Diangkat ke Film Dokumenter

Mimpi Anak Sakai, Diangkat ke Film Dokumenter

8 April 2021
Launcing Flm Mimpi Anak Sakai/Saut

Launcing Flm Mimpi Anak Sakai/Saut

RIAU1.COM -Komunitas Jurnalis Kreatif Riau (KJKR) menggelar launching dan bedah film dokumenter 'Mimpi Anak Sakai' di aula gedung Utama Kampus Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) Pekanbaru, Rabu (7/4/21).

KJKR merupakan wadah berkumpul wartawan di Riau dari berbagai media yang memiliki perhatian terhadap masalah-masalah sosial yang ada di Riau dengan mengangkatnya dalam karya audivisual berbentuk dokumenter.


Sebagai karya perdana KJKR mengangkat keberadaan suku Sakai. Tema ini diangkat sebagai upaya untuk meluruskan persepsi tentang masyarakat Suku Sakai yang masih sering digambarkan sebagai suku terasing yang masih hidup di dalam hutan.

Apalagi belakangan banyak anak suku Sakai yang sukses menempuh pendidikan yang tinggi dan berkarir di berbagai bidang, seperti bisnis, politik, hingga akademis. "Komunitas JKR merasa tertarik untuk berkontribusi mengangkat isu-isu sosial di Riau lewat karya audiovisual. Karya-karya ini juga sekaligus menjadi bahan ajar dan diskusi produksi film di Fakultas Komunikasi UMRI," ujar Ketua KJKR Satria Utama yang juga Dosen Luar Biasa di UMRI kepada wartawan Rabu (7/4/21).

Dalam bedah film tersebut langsung dihadirkan tokoh masyarakat Sakai dari Majelis Kerapatan Adat (MKA) Sakai-Mineh (Minas) Kabupaten Siak, Tarmizi serta Dekan Komunikasi UMRI Jayus M.Ikom sebagai narasumber.

Dalam disekusi itu Tarmizi mengungkapkan, rasa terima kasihnya atas hadirnya film dokumenter tersebut. "Film ini dapat menjadi referensi terbaru bagaimana kehidupan masyarakat Sakai saat ini. Saya pribadi sangat menentang istilah suku terasing disematkan kepada masyarakat Sakai saat ini," katanya.



Ini karena, masyarakat Sakai saat ini sudah mengenyam pendidikan tinggi tak kalah hebatnya dengan suku lainnya. Memang tak dipungkiri untuk masalah pendidikan masih ada sedikit hambatan, namun dirinya berusaha untuk terus memberikan pemahaman kepada orang tua tentang pentingnya pendidikan.

"Mimpi anak suku Sakai ini merupakan mimpi anak anak Sakai yang yang sekarang tidak lagi primitif dan terasing, namun mereka sudah mengenal moderisasi dan ini tertunya butuh dukungan semua pihak baik pemerintah dan perusahaan swasta yang ada dilingkungan mereka. Bagaimanapun suku sakai juga harus maju dalam infrastruktur dan teknologi sehingga mereka bisa bersaing," ucap Tarmizi.

Sementara Jayus, Dekan Fakultas Komunikasi Umri mengatakan, tujuan film ini menggambarkan bahwa anak suku Sakai tidak lagi merupakan suku terasing dan belum maju seperti suku lain. Namun sakai sekarang merupakan suku yang maju dan bisa berbaur dengan masyarakat kota lain.

"Dengan adanya film ini bisa membuka wawasan masyarakat lain tentang keberadaan suku Sakai saat ini. Kedepan kami dari fakultas komunikasi sangat mensupport hasil karya anak-anak ini. Masih banyak film-film dokumenter lain yang bakal kita angkat," jelas Jayus.

Karena itu menurut Jayus lagi, pihaknya siap berkolaborasi dengan KJR untuk membuat film atau dokumenter serupa atau yang berbeda. Karena, di Umri sendiri banyak memiliki mahasiswa punya kreatifitas dalam perfilman.

"Kita siap bekerja sama. Dengan kolaborasi tentu akan semakin memperkaya khazanah dalam dunia akting," ujar Jayus.

Selain dua narasumber yang hadir langsung di lokasi acara, juga ada tiga akademi dari sejumlah daerah yang ikut memberikan tanggapan secara daring. Mereka adalah Yanuardi Syukur,  Dosen Antropologi Universitas Ternate, Dr. Iya Setiyasih M.Pd  Dosen Sosial Universitas Mulawarman, dan Romi Mesra, Sosiolog dari Universitas Negeri Manado. Ketiga akademisi ini memberikan apresiasi positif atas produksi film dokumenter ini.

"Film-film dokumenter yang mengangkat keberadaan masyarakat adat seperti ini perlu banyak diproduksi agar masyarakat dapat memahami secara utuh seperti apa kehidupan mereka dan apa yang sebenarnya mereka butuhkan sehingga dapat memotivasi para stakeholder untuk mendukung dan mengangkat taraf kehidupan mereka," ujar Yanuardi.

Bagi masyarakat yang ingin menyaksikan film dokumenter ini dapat menontonnya di channel youtube Jurnalis Kreatif Riau dengan link sebagai berikut : https://youtu.be/k_YSSPD2nRc (Saut)